Keputusan Sonya sudah bulat. Tak ada lagi keraguan di dalam dirinya. Hari ini, dokter menyatakan kondisinya cukup stabil untuk keluar dari rumah sakit. Dan di saat bersamaan, kabar baik lain datang dari ibunya yang juga telah membaik dan diperbolehkan pulang. Baginya, ini pertanda. Sebuah isyarat bahwa kini waktunya kembali memeluk ketenangan. Bukan dengan Zeron, tapi dengan ibunya. Semata-mata tujuan Sonya hanya ingin tenang, dia tidak meninggalkan Zeron seperti kepergiannya yang pertama. Setitik hati kecil Sonya percaya bahwa yang sekarang dia lihat bukanlah sang suami, melainkan orang lain. Hanya saja, untuk beberapa hal dia merasa akan lebih baik menjaga jarak lebih dulu karena untuk terus di samping pria itu, dia tidak mampu. “Apa kamu yakin, Sonya?” “Yakin, Bu, untuk beberapa al

