Pertanyaan macam apa itu? Degup jantung Sonya makin tak karu-karuan, tentu saja permintaan Zeron cukup sulit untuk dia kabulkan meski mungkin saja Zeron dapatkan. Namun, alih-alih menolak atau sekadar menepis tangan Zeron yang masih menyentuh bibirnya, Sonya hanya terpaku. Diam membatu, seolah telah kehilangan daya untuk bergerak atau bahkan bersuara. Tubuhnya kaku, seolah tunduk pada perintah tak tertulis yang membelenggunya. "Bercanda, jangan setegang itu, Sonya." Zeron tersenyum tipis, senyum yang nyaris tak kasat mata, tetapi cukup untuk membuat dunia Sonya makin berguncang. Dengan santai, dia pun berlalu seolah yang baru saja dia ucapkan hanyalah gurauan kecil yang tak perlu dipikirkan. Sementara Sonya yang tertinggal kini terduduk di lantai dapur, seakan semua tenaganya terkuras