"James, apa yang kau lakukan? Kenapa kamu sangat kejam? Pelan sedikit, James. Aku mohon. Akh …!" Tangisan dan rintihan rasa sakit dari Friska, seakan tidak mempengaruhi hati James yang kini keras bagaikan batu. Bagi dirinya, Friska bagaikan boneka tanpa perasaan yang dapat ia perlakukan semena-mena. Friska berusaha untuk menguatkan hati, tetapi rasa sakit dan keputusasaan yang mendera begitu dalam membuatnya tidak sanggup lagi melawan. Dia berpikir, mengapa keadaan harus seperti ini? Apakah ini hukuman ataukah karma bagi dirinya? "James, aku mohon berhentilah. Rasanya sangat sakit, James. Aku tidak kuat." Friska kembali memohon, penuh kesedihan, ketakutan dan kehilangan harapan. Namun ternyata, rintihan-rintihan itu malah membuat James semakin menikmati kesengsaraan yang dirasakan ole