Delia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan hati dan pikirannya yang sempat terbawa emosi. Dilema menghampirinya, ia tahu kenapa sikap suaminya begitu, namun ia juga tidak setuju dengan sikap egois dan keras kepala suaminya itu. Karena bagaimanapun juga, Alexa dan Bara tetaplah anak dan menantu mereka, walaupun keduanya telah melakukan kesalahan.
Dalam hatinya, Delia berpikir, bukankah setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua? Toh, Semua sudah terjadi. Jadi, untuk apa terus menyalahkan Alexa dan Bara? Keadaan juga tidak akan pernah kembali seperti semula. Sekarang yang harus mereka lakukan seharusnya adalah menerima dengan ikhlas, pasti keharmonisan keluarga mereka akan terjalin kembali.
Karena suaminya pergi, Delia memutuskan untuk tidak mengganggunya terlebih dulu. "Ak
