Napas keduanya terengah, Reynan mengusap bibir Rubby yang basah karena ulahnya. Seolah laga madu itu memang candu yang begitu memabukannya. "Kamu enggak bisa ninggalin aku, Rubby. Kamu milikku!" "Itulah keegoisan kamu! Kamu melarangku bertemu Edgar atau teman - teman kamu! Kamu juga bahkan membuatku kehilangan pekerjaanku! Tapi kamu sendiri bebas berpacaran dengan perempuan mana pun!" kesal Rubby. Terus terang saja ia sangat tidak bisa menerima sikap pemaksa Reynan padanya. Reynan membingkai wajah cantik itu, seolah tidak ingin jauh barang satu senti pun. "Kita berbeda, aku laki - laki, dan kamu perempuan! Aku lebih wenang, aku lebih bisa mengatur segalanya. Kamu harus terima kenyataan itu." ucap Reynan santai seolah tanpa beban. Rubby menggeleng, "Enggak denganku, Reynan! Kamu enggak

