Reynan membawa Rubby kembali ke dalam ruangannya dengan cara ia bopong begitu lembut dan hati - hati. Sesekali ia mengecup puncak kepalanya dengan napas dalam. Cukup membuat Ruby menatap kedua mata itu secara diam - diam penuh tanya. Apakah Reynan mencintainya? Ataukah hanya karena terbawa suasana? Tapi semuanya membuat Rubby tidak mampu untuk menolak. Ia sungguh telah terbuai oleh semua sentuhannya. Tidak mampu mengeluarkan suara, Rubby memilih menutup mata dan menyandarkan wajahnya di d**a bidang itu. Memilih menikmati apa yang ada dan ia rasakan saat ini. Meski ia tahu, bahkan ia sadar betul seperti apa hubungan mereka yang sebenarnya. "Kamu tahu, sayang? Aku sudah bayangin anakku bakal sekolah dan minta jajan." Iya, anakku! Bukan anak kita! Balas Rubby perih, membuat airmatanya

