Edgar berjalan dengan di dampingi oleh kedua petugas kepolisian, di kiri kanannya, menuju ke bagian tempat pengunjung penghuni lapas. Hanya pernah bermimpi ingin bertemu dengannya, karena Edgar tahu ia tidak akan mampu mengatakan segala sesal yang memang terlalu gila itu. Ia yakin sekali, perempuan mana pun di dunia ini tidak akan mampu memaafkan kesalahan dirinya. Mungkin hanya Tuhan yang bisa memaafkannya kalau ia bertobat, meski ia adalah laki-laki jahat dengan kehilafan yang tidak termaafkan. Tapi ia tahu, bahwa Tuhan memanglah pemaaf. "Erina!" Gadis itu terlihat menatapnya dengan seorang bayi cantik di pangkuannya. Edgar duduk berhadapan, "Apa kabar?" Erina tersenyum tipis, "Aku baik, kamu sendiri bagaimana?" "Aku baik," Menggenggam erat tangannya sendiri di awah meja. Ia sungguh

