Mirza merasa kesal pada banyak hal. Dirinya, karyawannya dan juga pekerjaannya yang tak pernah selesai. Jika saja dia tidak bisa mengendalikan emosi dan pikirannya, ia yakin lama kelamaan ia bisa gila. Sebagai seorang anak, seorang adik dan seorang pengusaha bekerja adalah kewajibannya. Ia harus memantau Coskun Company demi ayahnya. Kralligimiz demi kakaknya dan Abrisam Corp demi dirnya sendiri dalam waktu bersamaan. Memang, ia memiliki wakil dan asisten di setiap cabang perusahaan. Istilahnya ada kaki tangan yang bisa membantunya. Tapi walau bagaimanapun, dialah otak dari semuanya, dia tetap menjadi pengendali keputusan terakhir. Dan karena hal itu, karena semakin banyaknya waktu ia gunakan untuk bekerja, maka semakin sedikit waktu yang ia miliki untuk beristirahat dan bersenang-senang