Dengan perasaan bingung Halwa kembali ke kontrakannya yang terakhir. Berharap dengan kepergiannya yang terburu-buru sebelumnya, ibu kontrakannya akan menerimanya kembali. Kedatangan Halwa ke tempat itu kemudian disambut oleh tetangganya, Mba Sekar yang dengan penuh kekhawatiran bertanya apakah Halwa baik-baik saja atau tidak. “Mba belum ngasih kunci kontrakan kamu sama yang punya.” Ucap wanita itu dengan perasaan bingung apakah pilihan yang dilakukannya benar atau salah. “Waktu kamu pergi buru-buru waktu itu, si mas no delapan datang gedor-gedor pintu kamu. Mba bilang sama dia kalo kamu pergi buru-buru karena ada urusan dan kamu nitipin kunci kontrakan sama Mba. Tadinya siang itu Mba mau langsung ngasih kunci punya kamu, tapi sebelum Mba ngasih, si mas no delapan bilang jangan dulu. Taku