“A Ammar?” Tanya Halwa dengan suara lirih. Pria bertubuh tinggi berkulit putih di hadapannya itu mengangguk dengan senyum khasnya. Tangan kanannya terangkat dan mengusap tengkuk seraya memandang Halwa dengan malu-malu. “Darimana Aa tahu..?” Halwa tidak melanjutkan pertanyaannya karena dia tahu kalau Ammar mengerti maksudnya. “Teman kamu.” ucap pria itu dengan nada bersalah. “Beberapa waktu yang lalu Aa coba hubungi nomor kamu, tapi tidak tersambung. Waktu Aa tanya sama Ibu sama Bapak, mereka bilang kamu ada pekerjaan di luar kota dan kamu juga gak kontak mereka. Saat itu Aa minta mereka hubungi Aa kalau kamu sudah kembali. Aa minta maaf karena sudah lancang. Waktu Ibu ngasih tahu Aa nomor kamu yang baru, Aa benar-benar mau menghubungi kamu. Tapi Aa juga bingung mau ngomong apa, makanya