Pras tertawa pendek. Senyum jemawa mengembang begitu melihat nama yang muncul di layar ponselnya. Ia sempat berdehem, menenangkan napas sebelum ibu jarinya menggeser ikon berwarna hijau. “Morning, sunshine,” sapa Pras santai sambil memasuki mobilnya dan duduk santai di kursi penumpang bagian belakang. “Do you miss me? Ah sebentar, aku tadi lihat Bintang di rumah pak Kaisar. Dia bilang, mau mengundurkan diri sebagai konsultan politik, sebagai bentuk pertanggung jawabannya.” “Apa kamu nggak mau pergi ke psikiater atau psikolog, Pras?” ujar Sinar langsung meninggikan intonasi bicaranya. “Mental kamu itu bermasalah! Butuh diperiksa.” “Terima kasih atas perhatiannya,” ucap Pras datar. “Tapi, jangan khawatirkan tentang itu, karena aku sudah punya terapis sendiri. Jadi, apa kabarmu sekarang, S

