“Pembelinya nggak jadi lihat rumah hari ini, diundur besok jam 9. Jangan ke mana-mana.” Sinar mengeratkan cengkraman pada ponselnya, setelah membaca pesan dari Praba. Pria itu, sungguh serius ingin ‘menyiksa’ Sinar. “Nar! Minggu ini, kan, famgath!” Elo pergi ke meja Sinar lebih untuk mengingatkan tentang acara kantor. “Masa’ mau pindah minggu ini? Sudah cari pick up belum?” “Ha?” Sinar sempat bengong untuk sesaat, karena pikirannya masih tertuju pada Praba. “Pak El ngomong apa?” “Ming-gu, i-ni, fam-gath,” ulang Elo sangat pelan. “Te-tap ma-u pin-dah ha-ri—"” “Stop!” henti Sinar. “Ngomongnya biasa aja.” “Jadi gimana?” Elo berdecak, bergeser dan berdiri di samping Sinar. “Udah cari pick up?” “Belum.” Sinar menggaruk kepala dengan jari telunjuknya. “Tapi, kalau pindahnya besok gimana,

