17~DS

1281 Words

“SIAL!” Sinar mengumpat dalam hati. Andai bisa berteriak, ia pasti sudah berteriak sedari tadi. Niat hati ingin menyendiri, melakukan me-time di tengah kemelut hati, Sinar justru terjebak di situasi yang semakin sulit. Terlebih, ketika Bintang datang dan pria itu ternyata tidak sendirian. Bintang, bersama Elo. “Ini kebetulan atau—” “Pak El, diem!” putus Sinar pada pria yang baru mengambil kursi di meja lain dan duduk di sebelahnya. Sementara Bintang, jelas saja duduk di samping Aster dan ia tidak bisa protes akan hal tersebut. “Ada yang habis shopping sama nyalon, nih!” Elo tetap mengoceh. Kali ini, ia memperhatikan penampilan Sinar yang jauh dari kata formal. Benar-benar menyegarkan dipandang mata. Apalagi dengan warna rambut cokelat terang yang tergerai indah dan jatuh di depan dada

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD