76~DS

1307 Words

“Siapa, Jan?” tanya Sinar berhenti di ruang tamu saat mendengar pintu pagar terbuka. Melihat sebuah mobil masuk ke area carport dan berhenti di samping roda empat milik Janus. “Bang Jer, sama bininya kayaknya,” jawab Janus yang berhenti di bibir pintu. “Masuk ke kamar, gih, Mbak. Aku lihat arah mata angin dulu. Kalau anginnya sepoi-sepoi, nanti aku panggil. Tapi kalau p****g beliung, mending kamu di kamar aja. Pura-pura tidur.” Lagi-lagi, Sinar terkekeh karena ocehan Janus. Namun, kali ini ia tidak mengelak. Tubuh dan pikirannya juga sudah sangat lelah. Karenanya, ia memilih masuk dan langsung menuju kamar daripada harus bertemu dengan Jericho. Mungkin terkesan tidak sopan, tetapi, jika benar “angin p****g beliung” yang datang, maka lebih baik Sinar berada di dalam kamar. Mencari aman.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD