77~DS

1428 Words

“Nar, bisa bicara sebentar,” pinta June ketika melihat Sinar berada di dapur. Wanita itu tengah sibuk memecah telur dan June menebak Sinar akan kembali membuat roti, seperti biasanya. Praba sudah pergi ke kantor, sementara Janus, sepertinya masih molor di kamarnya. Mungkin tidak ada kuliah pagi, karena itulah Janus belum muncul di bawah sedari tadi. “Apa telurmu bisa ditinggal dulu?” Melihat wajah serius June, perasaan Sinar mulai tidak nyaman. Ia pun mengangguk, karena tidak mungkin untuk menolak. Sinar melepas celemeknya, lalu mengikuti June ke meja makan. Jangan-jangan, June mulai merasa jengah karena kehadiran Sinar. Karena itulah, wanita itu mengajak Sinar bicara berdua, ketika Praba tidak ada di rumah. Sinar jadi mengingat ucapan Bima kala itu. “Duduk dulu,” titah June menari

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD