Akta cerai. Dokumen itu akhirnya sampai di tangan Sinar. Segalanya berjalan cepat, tanpa sidang panjang, tanpa pertengkaran, tanpa drama. Semua diurus oleh pengacara dari kedua belah pihak. Akan tetapi, rasa lega yang ia kira akan datang menyapa setelah resmi bercerai, nyatanya justru tergantikan oleh hampa yang kini menghiasi relung hati. Seolah ada sesuatu yang hilang. Sebuah ruang kosong yang tidak bisa ia pahami. Mungkin bukan karena perpisahan itu sendiri, melainkan karena mimpi yang kandas tanpa sempat ia genggam kembali. Sinar duduk di tepi ranjang, meletakkan akta itu di pangkuan. Mencoba menerima, bahwa semua benar-benar sudah selesai. Pernikahannya dengan Elo, sudah berakhir. Tanpa pelukan perpisahan. Tanpa ada kata maaf. Bahkan tanpa ada kesempatan untuk saling menatap.

