27~DS

1499 Words

“Hei, Bim.” Elo menghampiri Bima yang tampak santai duduk di dalam mobilnya. Ia baru saja tiba, ketika melihat mobil Bima terparkir dengan kaca jendela terbuka sepenuhnya. “Jemput Sinar?” “Eh, Mas!” Bima meletakkan ponselnya di door pocket, kemudian keluar dari mobil. “Nggak. Gue ditugasin tuan besar ke sini, ngurus iklan. Baru aja selesai. Je bawa motor katanya, jadi bentar lagi gue pulang.” Elo mengeluarkan sebungkus rokok dari saku kemeja, menyodorkan ke Bima. “Nggak ngerokok gue, Mas,” tolak Bima dengan kibasan tangannya. “Bisa dipecat jadi anak sama nyonya besar, kalau ketahuan ngerokok.” Elok terkekeh. Niat untuk mengisap batang nikotin itu pun ia urungkan. Mengembalikan bungkus rokoknya kembali di saku kemeja. Tuan besar dan nyonya besar. Itu pasti sebutan untuk ayah dan ibunya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD