“Nikahi aku, Mas!” ucap Arum.
Jantung Rarendra apalagi Giani seolah lepas detik itu juga hanya karena mendengar permintaan Arum barusan. Keduanya refleks menatap tak percaya sosok Arum yang menatap memohon di hadapan mereka.
Giani tak mempertahankan tatapannya pada Arum. Ia hanya menatap sekilas kemudian menunduk sambil menelan salivanya sementara tangan kanannya yang bebas, mengelus daddanya yang terasa sangat ngilu. Di sana seolah ada yang amblas dan rasanya sakit sekali!
“Aku ikhlas jadi istri kedua Mas, demi Mamah Mas! Ini permintaan terakhir mamah Mas, Mas!” Arum berusaha meyakinkan.
“Berisik!” bentak Rarendra benar-benar murka. Ia menatap Arum dengan banyak kebencian. Wanita muda berparas cantik itu menggeleng sambil berlinang air mata.
“Mas!” Arum yang memakai seragam kedokter
