Di kamar, Daylon terus membelai Zalikha dan menggenggam tangannya, memastikan suhu tubuh kekasihnya semakin hangat, karena tadi Zalikha begitu menggigil dan tubuhnya dingin. “Likha, bangun, Sayang!” panggilnya lembut. Namun karena sudah kehabisan tenaga juga, Zalikha masih saja terlelap. Akan tetapi, dengan begitu Daylon juga merasa lega karena calon istrinya itu tidak mengalami luka apapun lagi. Maka dia pun beralih berbaring di sampingnya, dan tanpa sadar akhirnya ikut tertidur juga. Menjelang tengah malam, Daylon terbangun oleh suara gumaman Zalikha. Dia membuka mata dan dilihatnya wanita itu masih terpejam, namun kali ini terlihat gelisah dengan kening berkerut dan bulir-bulir keringat bermunculan di sana. “Likha?” panggilnya lembut, tangannya menyentuh wajah Zalikha. Namun di det