Dunia Maya dan Peran Oliv

1085 Words
Oliv sedang menyantap makan siang dengan damai. Tak ada yang duduk semeja dengannya meski siang ini dia memilih untuk makan di kafe yang terletak di lantai bawah. Tentu saja di situ ada banyak karyawan yang mengenal dirinya. Siapa sih yang tidak mengenal Oliv karyawan divisi marketing yang terkenal dengan mulut pedasnya. Entah sudah berapa kali Oliv terlibat masalah dengan orang-orang di kantor. Satu sifat buruk Oliv yang dibenci dengan orang-orang kantor adalah suka merendahkan orang lain dan mengkritik orang di depan bosnya. Tidak semua orang mau dikritik di depan umum, karena ketika mendapat kritikan di depan umum itu memalukan. Tidak ada yang mau berteman dengannya ketika dia berada di kantor, namun Oliv tidak masalah karena dia bekerja di kantor untuk mencari uang bukan mencari teman, yang penting atasannya masih baik padanya dan dia mendapat gaji, baginya itu cukup. Kegiatan Oliv selama makan siang diisi dengan mengambil gambar makanan di depannya, mengedit lalu mempostingnya di sosial media yang memiliki lambang burung biru atau twitter. Oliv tak lantas memakan makanan di hadapannya, perempuan itu terlebih dahulu memerikan notifikasi twitter karena sudah beberapa jam tidak membukanya. “Oh wow  dua ratus komen,” tuturnya dengan bibir setengah terbuka. Tentu saja Oliv senang dan bahagia karena postingannya tersebut mendapat banyak perhatian. Perempuan itu tersenyum sambil membaca komenannya. Namun wajahnya menjadi berubah kecut ketika dia mendapati beberapa komen yang cukup menyinggung dirinya. ‘Apaan sih, padahal mah memang Hyeon gak pernah dianggep, kenapa malah nuduh aku dan bilang kalau aku toxic?” Kata Oliv sambil mencebikkan bibirnya. Minggu ini Je Yoon merilis vlog di Youtube dan di viewers yang didapat Je Yoon lebih banyak dari Vlog Hyeon. Tentu saja hal itu membuat Oliv marah karena dia merasa para Moonlight lebih banyak memberikan perhatiaannya pada Je Yoon. Padahal banyak fans yang ikut streaming konten tersebut tapi vlog Je Yoon mendapat viewers  lebih banyak karena banyak para non fans yang melihat vlognya hingga membuat vlog Je Yoon memiliki jumlah views  yang lebih banyak dari Hyeon. Streaming adalah salah satu hal yang sering dilakukan oleh para fans Kpop, biasanya mereka akan streaming  lagu bersama atau menonton music video  bersama untuk meningkatkan jumlah views atau penayangan video atau konten idol mereka. Oliv selalu geram ketika melihat views video member Moonshine yang lain mendapatkan jumlah views yang lebih banyak daripada Hyeon. Rasanya tidak adil dan dia sering merasa Hyeon disia-siakan. @dicvlov Apaan sih lo Liv gak jelas banget. Gak ada yang beda-bedain Hyeon kita semua sayang Hyeon @Jedi Jangan gitu ke kak Oliv dong dia mah mengungkapkan kebenaran. Lagian akhir-akhir ini pada gak dukung Hyeon sih @bibidi Ih apaan sih sok merasa paling korban @Hyeondi Hyeon pasti malu punya fans sama kamu @jia Kak Olivia sabar ya, jangan dengerin apa kata haters, mereka memang kayak gitu.  Oliv membaca satu per satu balasan tweetnya, sesekali wajahnya berubah antara tersenyum licik dan kesal. Kadang juga Oliv menggerutu sendiri. Satu tweet Oliv terkadang menimbulkan keributan seperti ini. Oliv selalu tidak terima jika views konten Youtube Hyeon selalu di bawah member lainnya tak heran jika kadang tweet Olivia menyinggung para fans yang lain. Oliv menggulir halaman twitternya, perempuan itu menyentuh tanda titik tiga di bagian atas tweetnya tadi pagi lalu menghapus tweet yang sudah dia tulis. Jika kalian pikir Oliv akan minta maaf kalian salah besar. Oliv tidak pernah merasa bersalah akan apa yang dia lakukan. Bagi Oliv dirinya selalu benar. “Apaan sih, aku kan cuma curhat kenapa jadi rame, kalau ga suka mending kagak usah komen,” Oliv ngedumel lagi. “Kenapa lagi sih, Princess?” Oliv tidak kaget lagi ketika mendengar suara baritone yang tidak asing di telinganya. Siapa lagi kalau bukan Jake. Lelaki itu tak akan lelah mengganggunya, Oliv sampai muak. Berkali-kali dia berusaha untuk menyingkirkan Jake namun gagal karena tekad lelaki itu kuat dan tak pernah menyerah. “Kenapa kamu lagi sih? Bosen lihat wajahmu setiap jam, Jake,” kata Oliv. Jake tersenyum ramah ke Oliv. Di mata Oliv dia tidak pernah benar. Tapi tanpa Oliv sadari Jake selalu menemaninya di saat dia sendirian. Tak ada yang mau bergaul dengannya. Oliv selalu berpikir Jake ini gaptek, tidak gaul sama sekali. Lihat saja penampilannya, dia benar-benar buruk. Cowok yang menurut tampan bagi Oliv adalah Hyeon dan satu lagi Oliver, bossnya di tempat kerja. Jake tidak masuk dalam daftar cowok idamannya, apalagi dia hanya seorang office boy. Olive tidak butuh Jake kecuali kalau dia butuh kopi. Harus Oliv akui kopi buatan Jake memang enak, tidak kalah dengan kopi yang dia beli di starbucks. “Sumpah ya Jake, kamu bukannya bikin moodku naik tapi malah bikin aku down, sehari aja gak ganggu gue bisa gak sih?” Kata Oliv. “Gak bisa, nanti kalau gak ganggu neng Oliv aku kangen dong,” kata Jake sambil mengedipkan matanya yang membuat Oliv tambah jijik kepadanya. “Jangan panggil aku Neng, aku gak suka.” “Lalu mau dipanggil apa? Sayang?” Jake menatap Oliv lurus. Tatapannya terlihat berbeda, seperti ada ketulusan dari dalam matanya. Oliv bisa merasakan jantungnya berdebar. Namun sedetik kemudian dia sadar, lelaki yang duduk di hadapannya ini seorang Jake, bahkan lelaki ini jauh dari tipe idamannya. Wake Up Oliv! Prinsip hidup Oliv adalah jika tidak bisa menjadi jodoh Hyeon maka dia harus menjadi jodoh Oliver bukannya jodoh Joko Wahyudi. Demi apa dia merinding membayangkan namanya yang bagus bersanding dengan nama Joko yang dianggapnya norak. “God, save me,” batin Oliv dalam hati. “Baper ya?” Tatapan lurus nan tulus itu berubah menjadi tatapan menyebalkan dan seringaian di bibir Joko. Sialan! Oliv hampir saja terhanyut dan ga sadar diri. “Siapa juga yang baper. Aku gak akan baper sama kamu,” kata Oliv. “Kalau misalnya aku ganteng kamu mau gak pacaran sama aku?” Kata Jake dengan tatapan datar lagi. Pembicaraan macam apa ini? Oliv menatap Jake dengan bingung. Dia tidak ingin tertipu lagi. “Bangun Jake! Gak usah mimpi, cukup terima kenyataan kalau kamu gak ganteng,” kata Oliv yang cukup menohok Jake namun lelaki itu sudah biasa dengan kata-kata tajam Oliv. Oliv tidak tahu bahwa lelaki di hadapannya ini menyembunyikan sesuatu darinya, sesuatu yang mungkin jika dia tahu, Oliv akan jatuh cinta padanya. “Malah ngelamun,” kata Oliv menyadarkan Jake dalam lamunannya. Jake menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Tring! Pembicaraan mereka terpotong ketika sebuah notifikasi muncul di hapenya. Oliv segera membuka notifikasi tersebut dan mengabaikan Jake. “Apa terjadi sesuatu?” Tanya Jake dengan nada khawatir. Oliv menggigit bibirnya. Dalam pikirannya tercetus ide gila untuk memanfaatkan lelaki di hadapannya ini. “Jake, boleh pinjem uang gak,” gumamnya dengan tatapan memelas.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD