Jake, Lelaki yang Dibenci Olivia

1064 Words
Mira hanya bisa geleng-geleng kepala ketika melihat anaknya buru-buru memakai sepatu dan tak sempat sarapan. Perempuan itu memasukkan bekal ke dalam tas Oliv, “Mama bilang juga apa, kalau bangun tuh langsung mandi jangan main hape terus,” celetuk Mira dengan wajah kesal. Oliv selalu begitu bangun sepagi apapun dia pasti akan bermalas-malasan terlebih dahulu sambil membuka sosial media miliknya. “Aku udah telat ih, Ma jangan diceramahin,” tukas Oliv. Oliv segera mencium tangan dan pipi Mira. Perempuan itu sudah hampir beranjak ketika Mira memberikan sebuah kantong plastik yang berisi sarapan yang sudah dia siapkan. “Bekalnya dibawa,” kata Mira menyelipkan kantong plastik ke tangan Oliv. Wajah Oliv berubah jadi kesal, “Sudah berapa kali aku bilang sih Ma, aku ga mau bawa bekal. Mending aku jajan aja,” kata Oliv berusaha untuk menolak pemberian sang mama. Ini bukan pertama kalinya, Oliv memang begitu, membawa bekal rasanya tidak level baginya. Apa kata followersnya di twitter dong kalau di ke kantor membawa bekal. “Jangan jajan terus, boros atuh,” kata sang mama. Tidak ingin berdebat dengan mamanya, Oliv pun akhirnya membawa bekal yang diberikan, Perempuan itu segera berlari ke arah tukang ojek online yang sudah menunggu di depan rumah. ** Bagai hidup di dua dunia, Olivia yang kamu kenal di kehidupan sehari-hari dengan Oliv yang ada di twitter jelas saja berbeda. Memiliki pengikut yang banyak sering membuat Oliv merasa dilindungi, dia adalah role model  bagi sebagian orang, hingga dia merasa hidupnya sangat populer dan gak ada satu pun yang lebih keren baginya. Oliv menatap bekal di depannya sambil ngedumel, hari ini Mira memasak nasi goreng, dia juga memberikan telur ceplok dan beberapa nugget di bekal Oliv, tapi jangankan mau memakannya, Oliv melihatnya saja sudah muak. Makan siang baginya adalah rutinitas untuk memamerkan menu makanannya di twitter yang dia miliki, selain memposting terjemahan tentang kegiatan member Moonshine, Oliv juga sering memamerkan menu makanannya yang ditata seapik mungkin. Banyak yang mengira Oliv adalah selebtweet yang hidup mewah di apartemen dan kehidupan yang bergelimang harta. Di twitter orang bisa menjadi apa saja dan siapa saja termasuk tidak menunjukkan diirinya yang sebenarnya. Kebanyakan para fans Kpop lebih suka memakai ava atau foto profil para idol mereka, bukan berarti mereka ingin menutupi jati dirinya namun di twitter orang-orang bebas memakai ava atau foto profil apa saja. Oliv selalu menggunakan profil Hyeon. Kembali ke Oliv yang malas memakan bekal dari sang mama, perempuan itu sudah lima belas menit ngedumel di kubikel. Dia ingin membuang bekal pemberian Mira di tempat sampah namun pasti akan menimbulkan bau yang tidak sedap. Jika membuangnya Oliv harus membuang bekalnya di tempat sampah yang berada di luar kantor, masalahnya Oliv sedang malas gerak sekarang alias mager. “Ngelamun aja, Neng. Ntar kesambet loh,” ucap seseorang yang muncul dari balik kubikel Oliv. Oliv kaget setengah mati, pasalnya dia sedang melamun dan tiba-tiba saja Jake muncul di hadapannya. Lagi-lagi pria menyebalkan itu lagi. “Kamu ngagetin aku aja sih,” teriak Oliv dengan wajah kesal. Sementara lelaki yang tengah dia marahin malah tersenyum lebar seolah tidak keberatan mendapat semprotan kemarahan dari Oliv. Jake, lelaki yang selalu membuat Oliv naik darah tinggi. “Kok murung gitu kenapa, Princess? Mau aku beliin sesuatu?” Jake menyunggingkan senyumnya. Lelaki dengan potongan rambut cepak dan baju OB berwarna biru itu memang menjadi musuh terbesar Oliv. Jangan tanya semenyebalkan apa dia, Jake selalu muncul di saat Oliv badmood dan membuat mood  Oliv semakin buruk. “Mending kamu pergi aja deh dari hadapanku, Joko,” kata Oliv menyebut nama asli Jake. Wajah Jake tiba-tiba berubah menjadi cemberut ketika Oliv menyebut nama aslinya. Joko Wahyudi adalah nama asli Jake, seluruh kantor juga tahu kalau itu namanya, hanya saja lelaki ini meminta semua orang di kantor memanggilnya Jake, katanya biar terkesan keren, seperti itu. “Oliv jangan gitu dong, masa manggil masa depan sendiri begitu. Lebih baik kamu manggil aku sayang aja deh,” kata Jake sambil mengedipkan matanya ke arah Oliv. “Anjir, jijik banget aku tuh ngelihat kamu kayak gitu,” umpat Oliv yang langsung shock melihat tingkah Jake. “Buruan pergi sana,” Oliv mendorong tubuh Jake untuk menjauh dari mejanya. Hidupnya selalu tidak tenang jika Jake sudah mendekati meja kerjanya. Bukan Jake namanya jika dia akan pergi begitu saja. Dia memang bertekad mendekati Oliv. Lelaki dengan warna kulit sawo matang itu memang sudah naksir Oliv sejak setengah tahun yang lalu. Meski Oliv selalu bersikap kasar padanya namun dia tetap sabar menghadapinya. “Ini gak mau dimakan?” Tanya Jake pada bekal Oliv yang masih utuh di atas meja. Jam istirahat masih kurang sepuluh menit lagi namun Oliv sudah menyelesaikan pekerjaannya jadi dia punya waktu sebentar untuk bersantai. “Kamu mau? Makan aja gih,” kata Oliv dengan nada cuek, “biasanya juga kamu kan yang makan, makan aja deh, Jake,” Oliv menggeser bekal miliknya ke arah Jake. Daripada dibuang mending dikasih orang kan? “Alhamdulillah rejeki orang ganteng,” kata Jake dengan senyum lebar di wajahnya. Jake sudah menyentuh bekal Oliv lalu kemudian lelaki itu menengok dan bertanya kepada Oliv lagi, “Tapi kan bekal ini yang bikin mamanya Oliv, gak mau sekali-kali dimakan gitu?” Kata Jake dengan tatapan datar. Setiap hari Jake selalu melihat tatapan bimbang seorang Oliv menatap bekal makan siangnya. Dia sering mendengar kalau bekal itu buatan mamanya Oliv. Oliv tidak suka bekal buatan rumah, karena menunya itu-itu aja dan Oliv bilang gak instagramable saat difoto, alhasil dia selalu membeli makanan di kafe atau resto yang ada di depan kantor. Hal itu pula yang membuat kantong Oliv jebol sebelum waktu gajian. Perempuan itu terlalu boros kalau soal makanan dan check out online shop yang berlogo oranye itu. “Kamu tinggal makan kenapa ribet amat sih, kalau gak mau sini kubuang aja deh,” kata Oliv sewot. Perempuan itu hampir saja merebut bekal dari tangan Jake, namun demi melindungi bekal di hadapannya Jake segera mendekap bekal milik Oliv. “Udah dikasih gak boleh diminta lagi,” kata Jake sambil menyunggingkan senyumnya. Sebuah senyum yang tidak manis sama sekali di mata Oliv. Oliv segera berdiri dari tempat duduknya. “Minggir deh, aku mau makan di luar. Jangan ganggu aku lagi,” kata Oliv dengan nada sewot. Perempuan itu berjalan meninggalkan Jake. Tanpa Oliv sadari lelaki itu tengah menatap punggung Oliv yang menjauh. “Apa kalau kamu tahu aku ganteng kamu akan memperlakukanku dengan cara yang berbeda Oliv?” Tukas Jake dengan raut wajah yang terlihat sedih.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD