Double date bersama mom

1849 Words
Paginya aku bangun dan membuat sarapan. Pagi ini aku akan membuat omlet dan bacon serta s**u hangat. Aku duduk di ruang makan sambil melihat sosial mediaku. Tidak ada yang spesial hari ini, hanya aku sendiri di rumah. Ibu sangat sibuk di rumah sakit beberapa minggu terakhir ini jadi aku memutuskan untuk membawakannya makan siang. Seusai aku sarapan pagi aku memasak beef teriyaki dan membuat lemon tea buat ibu.   Kemudian aku mandi dan bersiap – siap untuk pergi ke rumah sakit dengan mengendari mobilku. Untung saja keadaan jalanan tidak macet dan aku bisa sampai di rumah sakit dengan tepat waktu.   Aku masuk ke dalam rumah sakit dan langsung menunggu di ruang tunggu untuk mengabari ibu terlebih dulu, aku takut jika ibu masih sibuk dengan pasiennya. Aku sudah sangat jarang mengunjungi ibu di rumah sakit sejak aku sibuk kuliah.   “Mom, jam berapa mom istirahat ?” Tanyaku di chat. “Sekitar 15 menit lagi.” Balas ibu. “Oke mom, aku di ruang tunggu. Aku bawa mom makan siang.” “Iya.”   Selagi menunggu ibu, aku melihat ayah Michael di rumah sakit dengan memakai pakaian pasien sedang berjalan dengan memegang infus. Aku menghampiri ayah Michael dengan maksud untuk membantunya.   “Mr. Anderson.” Sapaku.   Dengan wajah dinginnya Mr. Anderson menoleh kepadaku. “Kamu ?” “Ngapain kamu disini?” Tanya Mr. Anderson. “Saya menunggu ibu saya, ia bekerja disini.” “Apa Mr. Anderson butuh bantuan ?” Lanjutku. Aku memegang cairan infusnya namun Mr. Anderson langsung menangkis tanganku. “Gak perlu.” Tolak Mr. Anderson. “Kamu ngapain sok baik dengan saya ?” “Kamu masih berhubungan dengan Michael ?” Lanjutnya. “Saya dengan Michael tidak ada hubungan spesial.” Jawabku. “Oh, bagus kalau gitu. Saya gak suka kamu dekat – dekat dengan Michael.” Ucapnya ketus. “Kenapa memangnya ?” Tanyaku. “Karena kamu tidak pantas untuk bersanding dengan anak saya.” Jawab Mr. Anderson. “Saya tau kamu mau menghabiskan uangnya sampai – sampai kamu jadi sekretarisnya beberapa bulan lalu. Untung saja dia masih waras dan memecat kamu.” Tambah Mr. Anderson. “Kamu pergi dari hadapan saya sekarang.” Usirnya. “Baik.” Aku pergi meninggalkan Mr. Anderson.   Aku duduk di taman rumah sakit untuk menenangkan hatiku. Aku bingung kenapa Mr. Anderson sangat tidak suka denganku, padahal aku tidak melakukan kesalahan apapun padanya. Mungkin karena aku adalah orang biasa dan tidak mempunyai banyak uang seperti keluarga mereka.   15 menit kemudian..   Aku menghampiri ibu di ruang istirahat khusus pegawai rumah sakit. Ibu sedang duduk seraya memainkan hpnya. Ibu tersenyum senang ketika melihatku masuk ke dalam ruang istirahat. “Mom.” Sapaku. Lalu aku duduk di samping ibu. “Michelle, tumben kamu kesini.” Ucap ibu. “Iya mom. Ini aku bawakan ibu beef teriyaki dan lemon tea.” Aku menaruh tote bag berisi makanan yang sudah aku siapkan di tempat makanan.   Ibu langsung membuka tote bag dengan mengambil makanan yang aku bawakan. “Makasih ya. Kamu gak perlu repot – repot kesini loh sebenarnya.” Kata ibu. “Gak repot kok mom. Aku senang bisa datang kesini dan bawain ibu makan siang.” Ucapku. “Kamu gak makan siang ?” Tanya ibu. “Masih kenyang mom.” Jawabku. “Oke, kalau gitu mom makan ya.” Kata ibu seraya membuka tempat makan di hadapannya. “Iya mom.” Aku tersenyum.   Selagi ibu makan aku melihat ke taman dari jendela. Aku memikirkan kata – kata ketus yang diucapkan oleh Mr. Anderson. Jika aku memilih Michael untuk menjadi kekasihku, aku yakin ayahnya tidak setuju dengan hubungan kami. Aku tidak siap jika permasalahan seperti itu datang dikehidupanku.   “Oh iya, nanti malam kamu ada acara gak ?” Tanya ibu.   Aku mengingat janjiku bersama Michael malam ini. Tapi setelah dipikir – pikir, aku sudah jarang menghabiskan waktu bersama ibu. Aku harus merelakan Michael untuk malam ini.   “Gak ada kok mom. Emang kenapa ?” “Mom mau ajak kamu makan malam dengan om Darwin. Kamu ingat kan sama om Darwin ?” Tanya ibu.   Aku mengingat – ingat kembali siapa om Darwin, dan aku baru ingat bahwa ia adalah kekasih ibu yang beberapa bulan lalu aku jumpai di rumah. “Oh, iya mom. Aku ingat.” Kataku. “Jadi gimana ? kamu mau kan nanti malam makan malam dengan kami ?” Tanya ibu seraya menatapku. “Iya mom, aku mau kok.” Jawabku seraya tersenyum. “Kamu ajak Chris juga ya. Biar kamu ada temannya.” Ucap ibu. “Iya mom, nanti aku ajak dia.”   Sementara ibu menghabiskan makan siangnya, aku menghubungi Chris melalui chat. Aku berharap dia mau menerima ajakanku karena akan sangat canggung jika aku sendirian.   “Chris, kamu mau gak malam ini dinner sama aku dan mom ?” Tulisku. “Ada acara apa ni ?” Tanya Chris. “Mom mau mendekatkan aku dengan om Darwin. Kamu mau kan ?” “Wah, Yaudah aku mau deh.” Balas Chris. “Makasih ya Chris. Aku gak tau deh kalau kamu gak mau datang malam ini gimana jadinya.” Kataku. “Aku pasti bakal nerima undangan kamu kapanpun dimanapun.” Kata Chris dengan nada gembira. “Hmm, masa ?” Tanyaku. “Iya. Sesibuk apapun kamu, aku bakal sempetin untuk kasih waktu sama kamu.” “Okay, sampai ketemu nanti malam jam 7 ya. Nanti malam aku yang jemput kamu.” Kataku. “Wah, dijemput Michelle pasti asik.” Goda Chris. “Hahaha.” Aku tertawa.   “Kenapa kamu senyum sendiri ngeliat hp ?” Tanya ibuku memecahkan keheningan. “Hehe.” Aku hanya tersenyum malu. “Pasti Chris kan ?” Goda ibuku. “Iya mom.” “Yaudah kamu pulang deh sekarang, mom udah ada pasien lagi.” Ucap ibu.            “Iya mom. Sampai ketemu nanti malam mom.” Kataku seraya menyusun kembali tempat makan ke dalam tote bag.            “Di restoran biasa ya.” Kata ibu.            “Oke mom. Bye.”            “Bye.”   Sehabis dari rumah sakit, aku tidak langsung pulang ke rumah. Melainkan aku pergi ke restoran cepat saji untuk makan siang. Aku sedang tidak mood untuk makan siang di rumah. Aku menghubungi Ryu untuk datang kemari menemaniku makan siang sembari berbincang – bincang.   “Ryu.” Aku melambaikan tangan kepada Ryu yang baru saja masuk ke dalam restoran. “Michelle.” Ryu tersenyum.   Ryu jalan menuju mejaku dan duduk di depanku. “Aku senang kalau kamu invite aku untuk makan siang bareng.” Ucap Ryu. Aku tersenyum mendengar perkataannya. “Kamu mau makan apa ?” Tanyaku. “Beef burger aja sama mineral water.” Jawab Ryu. “Oke. Aku pesan dulu ya.”   Seusai memesan makanan, aku balik ke meja dan menunggu pesanan datang. “Jadi, kamu udah milih salah satu diantara mereka ?” Tanya Ryu. “Belum sih.” Jawabku singkat. “Emang susah sih kalau ada dua orang yang cinta sama kita. Bingung mau milih yang mana dan takut nyesal.” Ucap Ryu. “Iya benar. Aku jadi pusing mikirinnya, tapi kalau gak dipikirin aku bisa nyesal karena kehilangan mereka berdua.” Kataku seraya melihat ke luar jendela. “Kalau kamu bingung milih siapa diantara mereka berdua, mending kamu cari cowok lain aja.” Saran Ryu. “Gak ah, gila aja. Aku cuma nyaman sama dua orang itu aja.” “Oke oke. Nah ini makanannya datang, mending kita makan dulu.” Ucap Ryu sambil mengambil beef burgernya. “Kamu pernah gak kejebak dalam cinta segitiga kayak aku ?” Tanyaku kepada Ryu. “Seingat aku sih gak pernah ya. Aku males sih kalau udah ada di posisi kayak kamu, repot.” Jawab Ryu. Aku menghela nafas dan melanjutkan makan cheeseburgerku.                        “Tapi cowok yang kemarin di Jepang sama kamu kelihatannya baik. Kamu juga serasi kok sama dia.” Ucap Ryu. “Kamu cinta kan sama dia ?” Tanya Ryu. “Iya.” Jawabku singkat. “Kalau yang satunya lagi kamu cinta gak ?” “Sedikit.” Jawabku sambil memandangi ice tea yang berada di tanganku. “Nah itu kamu udah nemuin jawabannya.” “Tapi aku gak bisa secepat itu ngambil keputusan.” Balasku. “Kenapa ?” “Bingung aja. Hatiku juga belum siap untuk berkomitmen.” Kataku. “Aku juga dulu sempat pacaran sama Chris, tapi putus karena ada seseorang yang mengganggu hubungan kami.” Tambahku. “Oh. Menurutku kamu gak usah ambil pusing tentang masalah percintaan kamu ini, kamu jalanin aja dulu. Nanti kamu juga akan nemuin jawabannya.” Saran Ryu. “Iya.” Aku mengangguk.   Seusai makan siang, aku dan Ryu pulang. Aku pulang ke rumahku dan bersantai sejenak sampai menunggu malam tiba. Aku merebahkan badanku dan mendengarkan lagu kesukaanku ‘Man on a wire – The Script’ Sampai aku tertidur. ---   Hpku berbunyi membuat aku terbangun dari tidurku. Michael menelfonku. Aku lupa untuk mengabarinya bahwa aku tidak jadi makan malam bersamanya.   “Halo.” “Halo Michelle, nanti kamu mau dijemput jam berapa ?” Tanya Michael. “Aku gak jadi makan malam sama kamu. Maaf ya, aku lupa ngabarin tadi siang.” Kataku. “Oh, gak apa – apa kok. Emang kenapa kok kamu nge batalin janji kita ?” Tanya Michael lagi. “Aku ada acara makan malam sama mom dan temannya.” Jawabku. “Kalau gitu salam ya buat mom. Next time aja kita makan malamnya. Bye Michelle.” “Bye.” Aku menutup telfon dan langsung bergegas bersiap – siap untuk menjemput Chris. Aku memilih dress berwarna pink dengan lengan pendek. Tidak lupa untuk memakai heels dengan warna senada.   Aku mengendari mobilku menuju rumah Chris. Sesampainya di rumah Chris, aku memencet belnya.   “Michelle. Kamu cantik banget.” Puji Chris. Chris terlihat sangat terpesona denganku. “Kamu juga ganteng, aku suka.” Kataku. Chris sangat tampan dengan kaos turtle neck lengan panjangnya. “Thank you. Yuk kita berangkat.” Ucap Chris. “Yuk.” “Eh tunggu. Pakai mobil aku aja ya.” Kata Chris. “Oh, oke.” Balasku.   Aku dan Chris menggunakan mobilnya untuk pergi ke restoran. Di sepanjang perjalanan aku hanya memperhatikan dia yang sedang menyetir. Aku suka dengan ekspresi wajahnya ketika sedang fokus.   “Kenapa ngeliatin aku gitu ?” Tanya Chris yang salah tingkah. “Gak apa – apa. Kamu ganteng.” Pujiku. “Thanks. Kamu udah ngomong aku ganteng dua kali loh hari ini.” Kata Chris seraya tersenyum lebar. “Oh iya ya.” Aku tersenyum sambil menunduk. “Kalau ngeliat kamu tu bawaannya mau cium terus.” Goda Chris. “Ih, bisa aja sih kamu.” Kataku malu – malu. “Kamu tu bisa seksi, imut dan cantik secara bersamaan.” Chris menyentuh pipiku. “Jadi malu.” Aku menutup wajahku. “Jangan ditutup dong muka cantiknya.” Chris menarik kedua tanganku dengan tangan kanannya. “Aku grogi nih.” Keluh Chris. “Grogi soal apa ?” Tanyaku bingung. “Aku mau ketemu mom kamu sama om aku. Aku gak tau harus ngomong apa.” Kata Chris. “Aku yakin pasti semua bakalan baik – baik aja.” Aku mengusap kepala Chris. “Semua bakalan baik – baik aja kalau ada kamu.” Ucap Chris.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD