Aku tercengang melihat kenekatan Kiara yang berani muncul dan datang kerumah Chris. ditambah lagi tengah malam seperti ini. Aku jadi curiga dan berfikiran negatif terhadap Chris dan Kiara. Aku takut hubungan mereka masih belum selesai hingga sekarang. Tapi tampaknya Chris sangat ogah meladeni Kiara.
“Kiara? kenapa lagi sih?” Tanya Chris dengan ketus.
“Please, cuma kamu yang aku punya.” Kiara memohon sembari memegang lengan Chris.
“No. Pergi sana!” Usir Chris.
Ketika Chris hendak menutup pintu, Kiara dengan sigap menahan agar pintu itu tidak tertutup. Aku hanya menyaksikan adegan dramatis ini tanpa berkomentar sepatah katapun. Aku tidak mau ikut campur kecuali keadaan semakin parah.
“Chris. Aku mohon banget. Sekali ini aja.” Kiara memohon hingga terduduk dilantai. Ia terlihat sangat hancur.
Chris membantu Kiara bangun dan mempersilahkannya masuk kedalam rumah. Moodku hancur karena kejadian ini. Aku langsung masuk kedalam kamar dan tidak mau melihat mereka berdua. Lebih baik aku tidur agar emosiku hilang.
Chris melihatku. Tapi ia sepertinya tidak enak jika mengabaikan Kiara yang terlihat sangat membutuhkan pertolongan. Aku memilih untuk mengabaikan mereka berdua. Padahal hari ini aku sangat bahagia tetapi kenapa ada pengganggu yang datang dan menghancurkan kebahagiaanku.
“Michelle.” Panggil Chris.
“Aku mau tidur aja. Kamu urus aja dulu perempuan itu.” Kataku seraya pergi kekamar.
Aku mematikan lampu dan langsung membaringkan badanku. Aku mencoba untuk tidur tapi hasilnya nihil. Pikiranku tidak tenang. Aku takut mereka melakukan sesuatu diluar batas. Aku terpaksa membuka pintu kamar lagi dan mengintip mereka berdua.
Terlihat Chris yang sedang mengusap punggung Kiara. Kiara menangis. Matanya bengkak. Pengintaianku ketahuan oleh Chris. Ia melihatku yang sedang mengintipnya dan Kiara. Kemudian Chris berjalan kearahku. Aku langsung pergi kekamar untuk menghindarinya.
“Michelle. Hei.” Chris memegang bahuku.
“Apa?” Tanyaku.
“Maaf ya. Gara – gara Kiara kita jadi keganggu.”
“Gak apa – apa. Kamu urus aja dulu mantan kamu itu sana. Aku gak peduli. Lebih baik aku pulang aja.” Aku segera mengambil tasku dan hendak pergi keluar dari kamar tapi Chris menahanku.
“Bentar lagi dia pulang kok sayang.”
“Aku gak mau ikut campur dengan urusan kamu. Kalau kamu masih peduli dengan dia, ngapain kamu capek – capek jadian sama aku.” Aku menepis tangan Chris.
“Hei. Iya aku usir dia sekarang.” Ucap Chris.
Chris berjalan keluar kamar dan aku mengikutinya.
“Kiara, kamu harus pergi sekarang. Maaf.” Usir Chris
“Apa? Kamu tega ngusir aku Chris?” Kiara langsung memeluk Chris.
“Eh, jangan peluk – peluk pacar orang!” Tegurku. Aku melepaskan pelukan Kiara dari Chris dan mendorongnya cukup kasar sehingga dia terjatuh.
“Lu siapa b*****t? Lu ikut campur urusan gue hah?” Kiara berdiri dan mendorongku balik. Untungnya Chris dengan sigap memegang bahuku agar aku tidak jatuh.
“Gue pacarnya Chris. Lu itu yang siapa?”
“Ini pacar kamu Chris? cewek tengil ini?” Ejek Kiara. Lalu ia meludah tepat kearahku namun aku berhasil menghindar.
“Udah ya. Mending sekarang kamu pergi dari sini.” Usir Chris.
“Oke.”
“Buat lu cewek tengil. Lu liat aja urusan kita belum selesai.” Ancam Kiara lalu ia pergi meninggalkan kami.
Aku dan Chris masuk kedalam rumah. Aku merasa tidak dihargai oleh Chris. Aku memang tidak tau apapun soal permasalahan Kiara, tetapi seharusnya Chris tidak membiarkan Kiara masuk kedalam rumahnya.
Aku hanya diam dan duduk disofa. Chris duduk tepat disampingku. Sepertinya ia juga merasa tidak nyaman dengan kehadiran Kiara dan merasa bersalah denganku. Dia merangkulku dan hanya diam. Mungkin ia menunggu sampai emosiku benar – benar reda.
“Aku minta maaf ya soal tadi. Aku udah berusaha biar Kiara gak masuk kerumah, tapi dia mohon – mohon kayak gitu jadi aku kasian sama dia.” Jelas Chris.
“Udahlah ah, aku males.”
“Tadi Kiara abis diusir sama ayahnya Michael.” Kata Chris.
“Apa? Apa hubungannya dia sama ayahnya Michael?” Emosiku seketika teralihkan dengan rasa keingintahuan.
“Iya, Kiara masih dibiayai dengan Michael. Entahlah, aku juga gak ngerti.” Michael menyandarkan badannya kesofa dengan kedua tangan menopang kepalanya.
“Rumit banget ya masalah kalian.”
“Yang pasti kamu gak boleh lagi berhubungan dengan Kiara apapun masalah yang dia alami. Aku gak suka titik.” Lanjutku.
“Iya sayang. Kamu tenang aja. Tadi itu karena aku gak tega aja. Itu aja aku kaget banget, soalnya kami gak ada berhubungan lagi.”
“Oke kalau gitu.”
Setelah percakapan selesai kami berdua lanjut tidur dan beristirahat. Chris memelukku erat saat kami tidur. Walaupun aku sangat susah terlelap sekarang, tapi aku mencoba memejamkan mata dan menghilangkan fikiran tentang Kiara menggangguku.
Matahari pagi telah terbit. Chris menyiapkan sarapan buat kami yaitu sandwich dan fresh milk. Kemudian dia mengantarkan aku pulang, sedangkan dia pergi kekantornya untuk mengurus bisnis yang sangat penting dan tidak bisa ditunda.
Sesampainya aku dirumah, ibu sudah pergi kerumah sakit. Aku bingung mau melakukan apa hari ini. Sepertinya aku hanya belajar untuk mempersiapkan ujian yang hanya beberapa hari lagi. Aku mencoba untuk menghilangkan pikiran tentang Chris. Sekarang waktunya untuk fokus pada kuliahku dan stop memikirkan tentang percintaan.
Beberapa jam telah berlalu hingga jam menunjukkan pukul 5 sore. Keheningan rumahku dipecahkan oleh suara ketukan pintu yang sangat keras. Aku berlari turun dan membukakan pintu.
“Michael?” Aku terkejut dengan kehadirannya.
“Aku mau ngomong sesuatu dengan kamu.” Ucap Michael.
“Boleh aku masuk?” Lanjutnya.
“Tunggu. Kamu mau ngomong apasih?”
“Ini menyangkut Chris. Kamu harus tau soal ini.” Jawab Michael.
“Ngomong disini ajalah sekarang.”
“Gak bisa.” Michael menerobos masuk kerumahku tanpa seizinku.
“Jadi Chris itu cowok yang gak baik buat kamu. Dari kemarin aku udah mau jelasin ini sama kamu, tapi gak sempat.”
“Michael udah ngerebut pacar aku dulu dan mereka selingkuh dibelakangku.” Lanjutnya.
“Kamu salah paham. Chris gak pernah ngerebut Kiara dari kamu. Kenapa sih kamu selalu mempermasalahkan masa lalu?” Tanyaku.
Michael mencengkram kedua bahuku. Ia menatapku dengan tatapan penuh arti.
“Intinya kamu gak boleh pacaran dengan Chris!” Larang Michael.
“Loh, kenapa? Emang aku mau pacaran dengan siapapun harus atas seizin kamu?”
“Ya enggak sih. Tapi aku bilang ini karena aku care sama kamu.” Jawab Michael.
“Kamu gak perlu lah peduli sama aku. Lagian apa hubungannya sih sama kamu?” Aku tidak terima atas larangan Michael.
Michael melepas cengkeraman tangannya dan duduk disofa seraya menghembuskan nafas.
“Aku sayang sama kamu Michelle. Kamu gak ngerasa apa?”
Ucapan yang keluar dari mulut Michael membuat aku syok dan terpaku. Aku tidak tau kalimat apa yang harus aku ucapkan. Chris sudah menjadi kekasihku. Tidak mungkin aku berhubungan dengan dua pria diwaktu yang bersamaan. Apalagi mereka berdua memiliki masa lalu yang tidak baik. Aku tidak mau menaruh diriku kedalam situasi yang rumit dan akan membuatku pusing.
“Ha? Kamu bilang apa? Sayang sama aku? gak mungkin.” Elakku.
“Selama ini aku nyoba deketin kamu, ngajak kamu makan siang bareng. Emang itu semua aku lakuin dengan percuma? Aku tu punya perasaan sama kamu.”
Aku membalikkan badan. Michael berjalan kedepanku berusaha untuk berbicara serius dan melihat wajahku.
“I love you Michelle.”
Aku terdiam.
“Maaf Michael. Aku gak bisa bales perasaan kamu. Aku udah cinta sama Chris.” Jelasku.
“Tapi aku lebih baik, jauh lebih baik daripada Chris.”
“Please Michael, jangan ganggu hubungan aku dan Chris. Aku gak mau Chris kecewa.”
“Michelle, ka-“
“Udah, pergi dari rumahku.”Usirku.
Michael keluar dari rumahku tanpa sepatah katapun. Aku lega dan menutup pintu. Tapi entah kenapa aku merasa tidak enak dan dipenuhi rasa bersalah karena telah mengusirnya dari rumahku.
Aku mencoba untuk mengecheck hpku dan melihat apakah Chris mengirimkan pesan. Tapi nihil. Ia sama sekali tidak mengirimkan satu pesanpun untukku. Yang ada hanya pesan dari ibu. Ibu memberi kabar kalau ia akan lembur malam ini. Terpaksa aku menghabiskan sepanjang malam sendirian dirumah.
Ketika aku berjalan menuju lantai 2, seseorang kembali mengetuk pintu. Aku harap itu bukan Michael. Karena aku sudah lelah menghadapi drama dari kemarin malam.
“Hai sayang.” Sapa Chris dengan seikat bunga mawar merah ditangannya.
“Sayang? Aku pikir kamu sibuk.” Aku memeluknya erat.
“Iya tadi sih sibuk banget, tapi sekarang udah enggak.” Chris mencium kepalaku.
“Ayo masuk sayang.” Ajakku.
Aku dan Chris masuk kedalam rumah. Rasa rinduku yang sudah menumpuk terobati akan kehadirannya. Aroma khas tubuhnya membuatku selalu rindu dan ingin berada didekatnya.
“Aku kangen banget sama kamu.” Chris mencium bibirku.
“Aku juga kangen banget.”
Kami berdua duduk bersama disofa. Menikmati momen romantis kami.
“Ini dompet siapa ?” Tanya Chris.
“Aku gak tau ya.” jawabku
Chris membuka dompet itu dan melihat kartu identitas yang terdapat didalam dompet tersebut. Ternyata itu adalah dompet milik Michael. Ekspresi Chris berubah menjadi cemberut.
“Michael kesini ya?”
“Iya tadi.”
“Ngapain sih dia kesini lagi? Kamu juga ngapain sih ngajak dia kedalam rumah?” Tanya Chris.
“Dia maksa masuk kedalam rumah. Dia dateng tiba – tiba.”
Chris beranjak dari sofa dan menjauh dariku.
“Chris. Kamu marah sama aku?” Tanyaku.
“Enggak. Tadi Michael ngomong apa aja?”
“Dia bilang kalau aku harus ngejauh dari kamu dan kamu bukan orang yang baik buat aku.” Jelasku.
“Apa – apaan sih Michael itu? Kenapa harus mengganggu hubungan kita. Terus dia bilang apa lagi?”
“Dia bilang kalau dia sayang sama aku.” Jawabku ragu – ragu.
“Ha? Apa? Gak bisa dibiarin.” Chris pergi keluar rumahku tapi aku menarik tangannya.
“Mau kemana?”
“Aku mau nyamperin dia. Aku mau ngasih dia pelajaran.” Jawab Chris.
“Gak usah.” Larangku.
“Kenapa emangnya? Kamu suka sama dia?” Chris menatapku tajam.
“Ya enggaklah.”
“Yaudah biarin aku pergi.” Chris melepas genggaman tanganku.
“Aku ikut. Aku khawatir sama kamu.” Aku memohon pada Chris sambil memegang wajahnya.
“Yaudah. Ayo.”
Sesampainya kami dikantor milik Michael, aku dan Chris langsung menuju ruangan kantor Michael. Walaupun sangat sulit untuk masuk kantornya tapi Chris berhasil menerobos para penjaga di lobby.
Begitu Chris masuk kedalam ruangan Michael, Chris langsung melempar dompet milik Michael tepat mengenai d**a bidang pria itu. Michael beranjak dari tempat duduknya. Ia menghentakkan kursi itu dengan cukup keras.
“Hahaha, Chris Armando. Tumben kesini, ada apa ini?” Tanya Michael seraya menepuk pundak Chris.
Chris menghempaskan tangan Michael.
“Ngapain lu gangguin Michelle?”
“Gak usah lu kerumah Michelle lagi. Ngerti gak lu?” Lanjut Chris.
“Haha, emang kenapa sih? Salah?” Tantang Michael.
“Dia itu punya gue!” Jelas Chris.
“Lu dulu juga ngambil punya gue b*****t. Lagian kan lu dan Michelle belum ada hubungan apa - apa.” Michael mendorong Chris hingga badan Chris
Chris tampak menahan emosi dengan perkataan Michael yang terdengar sangat menantang dirinya. Aku pun tidak menyangka bahwa Michael adalah orang yang pendendam. Padahal Chris mengatakan bahwa semua itu salah paham. Aku juga tidak tau siapa yang benar diantara mereka. Yang paling penting sekarang adalah Aku dan Chris saling mencintai.
“Aku gak tau kalau seorang CEO berprilaku seperti binatang.” Cetus Chris.
Michael terlihat sangat marah dan melayangkan tinjuan kewajah Chris. Aku langsung mencegah Michael dan hasilnya Michael mendorongku hingga aku tersungkur. Melihat kejadian itu Chris langsung menyerang Michael dengan tinjuan. Untungnya tiga orang security datang dan mencegah agar keadaan tidak makin mencekam.