Bullsh*t

1877 Words
Kami memilih untuk beristirahat hari ini dan tidak pergi kemana – mana. Aku dan Chris sangat lelah sekali. Aku merebahkan badanku di tempat tidur. Chris menyusulku dan berbaring di sampingku. Ia menatapku dan tersenyum. “Kok kamu ngeliatin aku gitu ?” Tanyaku “Emang kenapa ? gak boleh ?” “Yaudah aku gak ngeliat kamu lagi.” Chris membalikkan badannya. “Eh, boleh banget. Sini.” Aku membalikkan badannya lagi dengan tanganku. “Mandi yuk.” Ajak Chris. “Mandi ?” “Iya mandi.” Jawab Chris. “Mandi aja kan ?” Tanyaku. “Iya mandi ajalah. Emang mau ngapain selain mandi ?” Tanya Chris sambil tersenyum nakal. “Aku gak tau.” Jawabku sambil memasang ekspresi innocent. Chris mendekat kepadaku dan dia berada diatasku sekarang. Ia tersenyum nakal dan mencium bibirku. “Gimana kalau kita mandi aja dan berduaan di bath tub ? ngobrol sambil main air ?” “Main air?” Tanyaku heran. “Iya. Ayo.” Chris menggendongku. Chris menggendongku dan menaruhku di bath tub. Lalu ia membuka bajuku hingga tidak ada sehelai benang pun yang menutupi tubuhku. Kemudian Chris melepaskan bajunya dan menyalakan air bath tub. Ia menambahkan beberapa buah bath bomb kedalam bath tub. “Air hangat emang paling the best.” Kataku. “Iya, aku paling suka berendam air panas.” Kata Chris. Chris mengusap badanku dengan sabun dan memijat – mijat punggungku. Aku mencium bibir Chris dan memeluk dia dengan erat. Kami saling berhadapan. Aku memegang badannya. Merasakan perut berototnya yang licin karena terkena air sabun. Lalu tanganku turun menuju area sensitifnya. Aku menyentuh tangannya dan memberi sedikit pijatan. Chris memejamkan matanya dan menikmati sentuhan yang aku berikan. Chris tidak mau kalah. Ia juga mau ikut kedalam permainan. Ia mencium leherku dan memijat punggungku dengan lembut. Lalu ia mengoleskan sabun dengan spons ke punggungku. “Udah lama gak di pijat, enak rasanya.” Kataku sambil memejamkan mata. Sekarang aku dan Chris menikmati air hangat dan akhirnya kami bisa bersantai setelah melewati hari - hari yang melelahkan.. Chris dengan jailnya mencolekkan busa di pipiku. "Chris, kamu jail ya." Keluhku seraya membilas pipiku yang penuh busa. "Hahaha. Aku senang jailin kamu." "Dasar kamu. Rasain nih." Aku membalas kejailannya dengan meniupkan busa sabun ke wajahnya. "Michelle, kamu jail banget." Kata Chris. "Hahaha emang. sama dong kayak kamu." Aku tertawa senang. “Bad girl.” Kata Chris. Aku langsung merebahkan badanku di bath tub. Chris menciumku dan kami mandi bersama – sama. Setelah selesai mandi aku dan Chris minum segelas kopi dulu dan duduk santai di balkon hotel seraya menikmati cuaca yang indah dan langit Jepang yang membuat aku senang. "Impian kamu selama ini apa ?" Tanya Chris. "Hmm. Tenang." Jawabku. "Aku pingin nikah, punya keluarga yang tenang dan gak brokenhome." Lanjutku. "Kamu suatu saat pasti bisa dapatin itu." Kata Chris. "Tapi aku gak ngeliat itu ada di depan aku Chris. Aku kayak ngejar sesuatu yang belum aku lihat." Aku tersenyum kecil. "Aku akan buat kamu bahagia semampuku." Chris menggenggam tanganku. --- Malamnya Kami terbangun pada pukul 20.00 malam. Aku dan Chris memesan makan malam di hotel. Aku dan Chris memesan Sushi dan ramen. Makanan di hotel ini sangat enak. “Chris, abis makan malam kita keluar yuk.” Ajakku. “Yuk, aku juga baru mau ngajak kamu nih.” Kata Chris sambil menyantap sepotong sushi. “Pokoknya aku mau menghabiskan waktu di Jepang berdua sama kamu.” Lanjutnya. “Iya, aku juga.” Kataku. “Ini salmonnya enak banget loh.” “Masa sih?” Aku mencoba makanan yang Chris makan. “Hmm. Iya, asli enak banget.” Ucapku. Kemudian Chris dan aku berjalan keluar dari hotel. Kami tidak menggunakan mobil. Chris mau aku dan dia berjalan santai sambil menikmati Tokyo pada malam hari. “Michelle.” Panggil Chris. “Iya ? kenapa ?” “Aku mau nanya sesuatu deh sama kamu.” “Nanya apa ?” “Kamu lebih milih aku atau Michael ?” Tanya Chris. “Kok nanya itu sih ?” Aku heran mendengar pertanyaannya. “Gak apa – apa. Aku Cuma pingin tau aja.” “Jawab aja.” Lanjut Chris. “Aku gak tau. Kalau aku jawab sekarang jadinya gak surprise lagi dong.” Kataku. “Iya juga sih ya. Hehe.” Chris memegang kepalanya. “Eh, itu ada corndog. Kamu mau gak ?” Tawar Chris. “Mau.” Aku mengangguk. Aku dan Chris membeli 2 tusuk corndog dan memakannya sambil berjalan santai. Cahaya malam di Tokyo sangat indah. Papan iklan yang terdapat di gedung – gedung tinggi sangat memanjakan mata. Kami berfoto selfie dan mengunggah foto – foto kami di akun sosial media masing – masing. Chris mencium pipiku dan kami berhenti sejenak untuk mampir ke toko penjual boneka. “Boneka pandanya lucu.” Kataku sambil menunjuk kearah boneka panda yang berpose memegang bamboo. “Kamu mau ?” Tanya Chris. “Mau banget.” Jawabku sambil memohon. Chris mengusap kepalaku dan langsung membelikanku dua pasang boneka panda yang aku mau. Sehabis membeli boneka kami pergi ke Tokyo tower menggunakan taksi. Kami pergi keatas tower menggunakan lift. Sesampainya di atas. Aku dan Chris menikmati pemandangan. Chris memelukku dari belakang dan kami saling menikmati momen romantis ini. “Gimana kalau ini kita jadiin tempat ini tempat favorite kita ?” Tanya Chris. “Iya. Aku setuju.” Jawabku. “Tapi jauh banget ya di Tokyo.” Kataku. “Gak apa – apa dong. Justru kalau dekat udah biasa. Aku mau yang luar biasa.” Kata Chris. “Aku tau kamu belum bisa untuk berhubungan dengan siapapun sekarang, tapi aku mau ngomong kalau aku cinta sama kamu.” Chris menyandarkan dagunya di kepalaku. “Aku tau. Thank you.” Aku memeluknya erat. Tiba – tiba telfon Chris berbunyi. “Bentar aku angkat dulu ya.” Chris pergi menjauh dariku untuk mengangkat telfon. Aku sangat penasaran dengan siapa yang menelfon Chris pada malam hari seperti ini. Saat aku sedang menunggu Chris, seseorang memegang bahuku dari belakang. Aku menoleh dan orang itu adalah Kiara. Aku sangat terkejut saat melihat Kiara yang berada di Tokyo sekarang. Bagaimana dia tau keberadaanku dan Chris. “Kiara ?” “Hai. Jangan kaget gitu dong. Gue kan juga mau ikut liburan sama kalian.” Kata Kiara sambil tersenyum. “Lu tau dari mana kalau kita ada di Jepang ?” Tanyaku. “Ya tau lah. Chris itu gak bisa lepas dari gue walaupun dia keliatannya kayak cinta mati sama lu. Dia tetep chat gue.” Jawab Kiara. “Kalau gak ada buktinya gak usah banyak ngomong.” Kataku. “Gak ada buktinya ? ini buktinya.” Kiara menunjukkan chatnya bersama Chris. Mereka terlihat sangat akrab dichat tersebut. “Ini bukan bohong ya, liat ni nomornya. Nomor Chris kan.” Lanjutnya. Aku sangat syok melihat chat Kiara bersama Chris. Aku tidak mengira bahwa Chris masih berhubungan dengan Kiara. Aku pikir Chris membenci Kiara akibat kasus video yang viral beberapa bulan lalu. “Kiara ?” Chris kaget melihat keberadaan Kiara. “Hai Chris.” Kiara langsung memeluk Chris. Chris segera melepas pelukan wanita itu. “Lu ngapain disini ?” Tanya Chris. “Loh emang kenapa ? aku cuma pengen liburan sama kalian. Kok kalian kayak gak suka gitu sih ?” “Mending lu diam. Lu pergi dari sini dan stop gangguin hidup aku.” Kataku. “Lu ngapain ngusir gue ? Chris sendiri yang ngajak gue kesini.” “Gak pernah gue ngajak lu.” Kata Chris. “Oh ya, kemarin lu ngasih tau kalau lu mau ke Jepang kan ?” “Tunggu dulu, kamu ngapain masih chat sama Kiara ? aku pikir kamu udah gak ada urusan lagi sama dia.” Tanyaku kepada Chris. “Aku bisa jelasin.” Chris memegang tanganku. “Rasanya sakit hati ya, tapi aku tau kalau kita gak ada hubungan apa – apa. Untung aja kita belum pacaran ya. Tapi Thank you ya udah ngajak ke Jepang. Aku pergi.” Aku langsung pergi meninggalkan mereka. “Michelle.” Chris mengejarku dan menghalangi jalanku. “Apa lagi ?” Tanyaku. “Michelle, aku bisa jelasin semuanya.” “Gak perlu Chris. Kita juga gak ada hubungan apa – apa kok. It’s okay kok.” Kataku. “No. Please Michelle.” “Jangan halangin jalan aku. Aku mau pergi.” Aku melanjutkan jalanku dan pergi meninggalkan Chris. Aku mengambil barang milikku di Hotel dan mencari tempat penginapan yang jauh dari hotel sebelumnya. Untung saja aku mempunyai uang yang cukup untukku di Tokyo. Aku mencegat taksi dan pergi menuju hotel yang bagus dengan harga yang miring. Walaupun agak jauh tapi tidak masalah asalkan aku sendirian dan bisa menenangkan diri. Awalnya aku sudah percaya dengan yang namanya cinta, tetapi dengan kejadian seperti sekarang ini membuatku sadar bahwa mencari cinta sejati dijaman sekarang itu sangat sulit dan hampir tidak mungkin. Aku menghubungi Harumi untuk memberitahunya bahwa aku sudah berada di Jepang sekarang. “Halo Harumi.” “Halo, Michelle.” “Aku udah di Tokyo ni.” Kataku. “Wah, kok mendadak ?” Tanya Harumi. “Ceritanya panjang. Bisa ketemu gak ?” “Sorry Michelle, aku lagi di luar kota keluargaku ada yang sakit. Kamu gak ngomong kalau kamu mau berangkat ke Jepang, aku jadi gak tau.” Jelas Harumi. “Oh, yaudah gak apa – apa kok. Bye.” “Sorry ya. Bye.” Aku memasuki hotel sederhana yang aku booking. Aku masuk kedalam kamar, sangat berbeda dengan hotel sebelumnya. Hotel ini sangat sederhana, dengan tempat tidur berukuran tidak terlalu besar dan kamar yang kecil. Aku sudah terlalu lelah untuk berfikir, aku memutuskan untuk tidur hingga pagi tiba. --- Paginya aku mencari makanan di sekitar hotel tempat aku menginap. Aku makan ramen disalah satu kedai ramen yang terkenal enaknya. Aku duduk sendiri dan menghabiskan waktu sendiri tanpa Chris di sisiku. Lalu laki – laki tinggi menggunakan masker datang dan duduk di depanku. Ia membuka maskernya dan tersenyum kepadaku. Pria ini sangat tampan dan manis. Laki – laki Jepang ini sangat membuatku lupa dengan Chris walaupun hanya sesaat. “Hai.” Sapa laki – laki itu. “Hai.” “Sendirian ?” “Iya.” Jawabku. “Sama.” “Kenalin, aku Ryuzaki.” Ia tersenyum. “Aku Michelle." “Lagi liburan ya ?” Tanya Ryu. “Iya aku lagi liburan.” Jawabku. “Kalau Ryu ?” “Aku juga lagi liburan. Aku tinggal di Amerika.” Jawabnya. “Oh, aku pikir kamu tinggal disini.” Kataku. “Iya emang aku orang Jepang tapi aku memutuskan untuk stay di Amerika sejak aku lulus kuliah 2 tahun lalu.” Jelas Ryu. “Kamu tinggal di kota mana ?” “Aku di New York” Jawab Ryu sambil tersenyum. “Aku juga. Kok bisa kebetulan sih ?” Aku sangat senang mendengar jawaban darinya. “Mungkin takdir.” “Kamu gak pesan makanan ?” Tanyaku basa – basi. “Iya, aku udah laper banget nih.” Ryu langsung memesan satu piring ramen. Seusai kami makan ramen, aku dan Ryu asik mengobrol tentang kuliah kami. Ryu sangat asik ketika diajak berbicara. Meskipun kami baru saja kenal, tetapi kami sudah terlihat sangat akrab dan ia juga orang yang sangat ramah. “Kita jalan – jalan yuk.” Ajak Ryu. “Boleh, kemana ?” Tanyaku. “Ke Disneyland.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD