Amarah

1116 Words
Aku langsung beranjak dari tempat tidurku. Kemudian aku mencari link video yang viral, untuk memeriksa keaslian dari video tersebut. Aku penasaran apakah itu benar Chris dan Michael atau hanya sekedar tipuan yang dibuat oleh Kiara. Beberapa menit setelah melakukan pencarian, aku menemukan satu link yang banyak dibagikan oleh orang – orang. Aku meng-klik link tersebut dan terdapat dua video. Aku menonton video pertama terlebih dulu. Divideo pertama aku melihat seorang wanita yang sangat mirip dengan Kiara bersama laki – laki yang mempunyai paras mirip dengan Chris. Walaupun wajah laki – laki itu hanya sekilas, tetapi ia memiliki rambut dengan model yang sama dengan Chris. divideo tersebut mereka melakukan adegan dewasa. Aku langsung mematikan video tersebut. Divideo berikutnya, aku menyaksikan wanita yang bisa kupastikan adalah Kiara sedang melakukan hal dewasa bersama laki – laki yang sangat mirip dengan Michael. Aku segera memberhentikan video tersebut dan menjernihkan pikiranku. ‘Apa aku dan kiara sama – sama terjebak dalam cinta segitiga?’ batinku. Aku kembali merebahkan badanku dan memilih untuk beristirahat. Keesokan harinya dikantor, Michael masih belum masuk ke kantor. Terasa sangat sepi dan membuat aku tidak bersemangat. Hari ini aku mengurus semua pekerjaan Michael yang tertinggal. Saat Michael tidak ada dikantor, aku merasa sangat kesepian. Aku belum mempunyai teman disini. Hampir seluruh orang kantor tidak menyukai aku, karena mereka berpendapat bahwa aku menggunakan cara licik untuk bisa bekerja disini. Setelah semua pekerjaan selesai. Aku pulang dan Chris menjemputku hari ini. Kami akan pergi kesuatu tempat dan berjalan – jalan menggunakan motornya. Aku duduk di lobby untuk menunggu kedatangan Chris. “Michelle.” Chris mencolek bahuku. “Chris.” Aku langsung beranjak dari tempat duduk. “Gak lama kan?” Tanya Chris. “Enggak kok.” “Kamu bener – bener udah siap jalan sama aku ya. Kamu hari ini pake celana bukan rok.” Kata Chris. “Iya dong.” “Aku mau tanya sesuatu dengan kamu.” “Iya boleh, tanya aja.” Aku mengambil hpku dan menunjukkan kepadanya sebuah video yang sedang viral dengan wajah mirip dia dan Kiara. “Astaga. Itu bukan aku.” Kata Chris. “Serius kamu? kalau itu kamu juga gak apa – apa. Yang penting kamu jujur sama aku.” “Itu bukan aku. Sumpah demi tuhan.” “Oke. Aku percaya.” “Siapa sih pelakunya? Sialan.” Chris terlihat sangat marah. “Aku gak tau. Mungkin Kiara?” “Yasudah. Kita pergi dulu dari sini. Ayo.” Chris menggenggam tanganku. Aku dan Chris pergi ke sebuah taman menggunakan motornya. Kami duduk disebuah bangku dibawah pohon ditemani kopi hangat yang kami beli. Chris masih diam untuk meredakan emosinya. Aku mencoba untuk menenangkannya dengan menyentuh tangannya. Aku membelai rambutnya, kemudian bersandar dibahunya. “Chris.” Panggilku. “Udah hilangin dulu emosinya.” Tambahku. “Gimana gak emosi. Kalau emang bener Kiara yang buat itu video, aku bakal abisin tu cewek.” Kata Chris sambil melempar gelas kopi yang ia pegang. “Kita selesaikan masalah ini bareng – bareng ya.” “Video wajah Michael juga viral. Menurutku itu lebih mirip dan keliatan asli.” Kataku. “Aku gak peduli soal Michael. Aku bakal suruh anak buahku cari tau siapa yang buat video ini dan akan aku masukkan ke penjara.” Murka Chris. “Aku kira kamu udah tau videonya. Gak ada yang ngasih tau kamu ya?” Tanyaku. “Aku gak buka hp dan aku tidur seharian gak masuk kantor.” Jawab Chris. “Ya sudah. Kamu tenang aja.” Aku mengusap punggung Chris. Chris mencium bibirku dengan penuh nafsu. Lalu aku memegang kepalanya dan memasukkan lidahku kedalam mulutnya. “Untung ada kamu disisi aku.” Ucap Chris. “Aku juga beruntung bisa deket sama kamu Chris.” Chris lanjut menghujaniku dengan ciuman. Lalu ia memegang pahaku, namun aku menahan tangannya agar tidak melakukan hal yang aneh di tempat umum. “Gimana kalau kita ke tempat yang spesial.” Ajak Chris. “Dimana tu?” “Ayo. Ikut aja.” Chris langsung menarik tanganku. Perjalanan yang ditempuh cukup jauh. Aku tidak tau kemana tujuan kami. Kami hampir keluar dari pusat kota. Chris memberhentikan motornya disebuah hotel mewah. Aku sangat kebingungan sekarang, kenapa ia harus sejauh ini jika hanya ingin kehotel bersamaku. “Kamu ngajak aku ke hotel tapi kok jauh banget?” Tanyaku kebingungan. “Soalnya ini hotel istimewa banget bagi aku.” Jawab Chris. Sesuai Check in, kami berdua masuk ke kamar yang berada di lantai 5. Kamarnya sangat mewah dan bagus. Pemandangan pohon – pohon yang bisa dilihat dari jendela yang sangat besar ini membuat hatiku tentram dan damai. “Kalau hotel di pusat kota gak ada yang punya pemandangan asri kayak gini.” Jelas Michael. “Oh, iya juga sih. Aku suka banget dengan pemandangan di hotel ini.” “Makasih ya Chris, udah bawa aku kesini.” Lanjutku. “Iya, sama – sama Michelle.” Chris mencium keningku. Chris memelukku dari belakang dan kami menikmati pemandangan berdua. Lalu aku menghadap kepadanya dan menatap Chris. Saat ini aku menyadari suatu hal, aku tidak mau kehilangan laki – laki ini. Aku ingin dia selalu ada dihidupku. Apapun rintangan yang akan aku lewati, aku akan melewatinya bersama dia. “Kenapa ngeliatin aku kayak gitu?” Tanya Chris. “Hehe. Gak apa – apa.” Jawabku malu – malu. “Kayaknya kita harus pesan makan malam deh.” Kata Chris. “Iya boleh. Aku laper banget nih.” Chris mengambil buku menu yang terletak di atas meja. “Kamu mau makan apa?” “Aku mau spageti aja.” Jawabku. “Aku juga deh. Biar kita samaan.” “Hahaha. Makanan pun harus sama dengan aku?” Aku tertawa. “Iya, harus.” Chris kemudian menelfon resepsionis hotel untuk memesan makan malam kami berdua. Sembari menunggu makanan, kami berdua merebahkan badan di tempat tidur berukuran king ini. Kami berpelukan dan saling bertatapan. Disaat aku berdua dengan Chris, rasanya aku tidak ingin lagi untuk pergi jauh darinya. Aku ingin menggenggam tangannya sangat erat dan memeluknya setiap hari. Chris mulai mencium bibirku lagi. Kali ini ia melakukannya lebih lembut. Ciuman tersebut turun keleher dan dadaku. Ia membuka kancing kemejaku satu persatu. Lalu Chris mencium pipiku. Ia meninggalkan jejak cinta di sana. “Kamu adalah n*****a buatku.” Bisik Chris. Lalu Chris mengambil sesuatu di laci yang berada tepat di samping tempat tidur. Ia mengambil sebuah gantungan kunci berbentuk panda. Ia memberikannya kepadaku. Gantungan kunci ini sangat imut. "Buat aku ya ?" Tanyaku. "Iya, buat kamu. Suka gak ?" "Suka banget." Aku mengangguk sambil tersenyum. "Ini spesial buat kamu. Pokoknya kalau suatu saat kamu kangen sama aku, kamu cukup ngeliat ini, pegang ini." Katanya. "Tapi kan ini aja gak bisa ngilangin rasa kangen itu." "Setidaknya bisa mengobati rasa rindu itu, walaupun cuma sedikit." Chris tersenyum.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD