“Jadi, Pak Azhar udah lama—” Pertanyaan Ishana terjeda gara-gara dering ponselnya. Setelah melirik sekilas ke arah layar, dia langsung menekan lock screen lalu menyembunyikan benda tipis itu ke dalam kantong celana. “—Pak Azhar udah tau lo dari lama, cuma baru minggu kemarin dia bilang ke lo? Gara-gara dengar lo mau ke Jepang, dia jadi datang sama orang tuanya terus confess di depan keluarga lo?” Agnia mengangguk. “Beliau bilang udah punya ketertarikan sejak papa sering cerita soal aku, tapi waktu itu aku lagi tunangan sama Mario, makanya beliau menganggap perasaan tersebut nggak terlalu spesial. Akan hilang seiring berjalannya waktu. Nyatanya takdir nggak ada yang tau, sekarang Pak Azhar justru dikasih kesempatan untuk mengakui semuanya di depanku, di depan mama, papa, dan masku.” “Teru