33 : Ketika Air Mata Membasahi Pipinya

2378 Words

“Udah datang?” tanya Ishana basa-basi, kemudian dia mempersilakan Kaivan duduk. “Pilih aja kursi yang mau Mas tempati. Bebas, kok.” “Saya kira kamu sendirian, ternyata berdua.” Kaivan berdehem pelan, melirik ke arah Ishana dan Devano bergantian. “Nggak. Devano temenin saya bimbingan, sekarang udah selesai. Kami di sini cuma ngobrol sambil makan siang. Ngomong-ngomong ada urusan apa Mas ngajak saya ketemuan?” “Oh, itu ... ada yang mau saya bicarakan. Bisa minta waktumu sebentar, Shana? Berdua saja.” Devano diam memperhatikan interaksi mereka. Sepertinya Ishana tidak hanya mengenal pria itu, tetapi punya kedekatan yang tidak biasa. Ah, terlalu sibuk magang di pabrik papanya membuat Devano melewatkan banyak hal. Cewek yang disukainya ternyata didekati orang lain, parahnya orang lain terse

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD