Setelah makan malam, Agnia sekeluarga selalu meluangkan waktu untuk berkumpul di ruang tengah. Mengobrol santai, bertukar cerita tentang hari masing-masing, tidak jarang bercanda ria. Hal normal yang dilakukan oleh keluarga cemara, tetapi terasa asing bagi Eleena. Dia lupa kapan terakhir makan bersama mami dan papi, lupa kapan bicara dengan mereka. Yang Eleena ingat hanya chat berisi bukti transferan, lalu kalimat singkat berupa; “Selamat bersenang-senang, Princess! Traktir teman-temanmu makan dan belanja-belanja.” Seolah uang menyelesaikan segalanya. Memang Eleena senang memiliki banyak uang, tetapi dia juga butuh kasih sayang. Butuh diperhatikan. Dan uang tidak bisa membeli itu semua. “Leena gimana? Udah ada rencana bimbingan dalam waktu dekat?” “Eh, iya, Tante? Maaf aku nggak dengar