‘Sepertinya Arash tidak ada menyentuhnya,’ bathin Eshal sedikit menggeliat untuk merasakan miliknya sendiri. Deg! Arash bisa mendengarnya. Tapi dia tidak menghentikan kegiatan mereka. ‘Tapi … kau wangi sekali, Arash.’ Eshal menghirup aroma tubuh Arash begitu menenangkan. Senyuman tipis mulai tercetak di kedua sudut bibirnya. Dia kembali mengecup puncak kepala Eshal. ‘Tentu saja aku tidak akan menyentuhmu, Eshal. Jikapun kita sudah menikah, tanpa persetujuanmu, aku tidak akan menyentuhmu sampai kau mengizinkannya,’ bathin Arash seraya menjawab isi hati Eshal. Dia semakin menyusupkan wajahnya ke dalam sana. Ini adalah kali pertama baginya. Tapi entah kenapa sikap Arash membuatnya tidak larut dalam perasaan malu. ‘Jangan tinggalkan aku, Arash. Kau harus bertangg