Dia terisak, menutup wajahnya.
‘Kenapa hatiku sesakit ini?’ bathinnya masih terus menangis dan menumpahkan perasaan kecewanya terhadap Arash.
Apa ini salahnya? Tapi, apakah ini semua benar salahnya. Dia tidak tahu kenapa Arash bisa melakukan itu.
Entahlah, sesaat ia sangat jijik melihatnya. Mungkin karena dia belum pernah melihat hal itu sebelumnya.
Tapi di sisi lain, kenapa dia harus berperasaan jijik terhadap suaminya sendiri. Mungkinkah dia telah melakukan kesalahan hingga membuat suaminya melakukan hal itu, pikirnya.
Dia pikir, tidak seharusnya dia merasa sakit hati. Karena ini semua memang perjanjian mereka sejak awal. Walau dia masih dihantui perasaan bersalah sebab mengabaikan kewajibannya sebagai seorang istri sejak m
