Celestine menatap Aruna lekat. "Pa, ada apa tahun 1999? Apa yang papa lakukan pada keluarga Aidan?" Suaranya meninggi, antara emosi, kecewa dan ingin tahu yang tinggi. "Mau minum?" tanya Aruna santai, menuangkan teh hangat ke cangkir porselen. Uap tipis naik, mengambang di udara. Tapi Celestine tidak duduk. "Jawab pertanyaanku dulu." Aruna mengangkat alis, masih tetap tenang. "Pertanyaan yang mana?" "Tahun 1999," kata Celestine, matanya tak berkedip. "Apa yang kamu sembunyikan?" Aruna menyandarkan punggung, menatap anaknya seperti menatap sebuah lukisan lama. "Banyak hal terjadi tahun itu. Dunia sedang berubah. Reformasi. Krisis. Semua orang kehilangan sesuatu." "Termasuk Aidan?" Celestine menatap lekat, tanpa gentar. "Apa yang papa lakukan pada keluarganya?" Diam sejenak. Arun

