“Apa mungkin mereka meeting di kamar hotel?” tanya Thomas. Mendengar hal itu Adi terkejut dia langsung berdiri lalu bertanya dengan nada tinggi, “hotel mana? kirimkan alamat hotelnya sekarang! Aku akan segera ke sana! Kamu tetaplah di sana!” Adi duduk tegak di kursi, matanya terfokus pada telepon genggamnya, telinganya menangkap setiap kata yang diucapkan oleh Thomas. Ketika alamat hotel Valerie disebutkan, seketika itu juga, Adi merasakan denyutan darahnya berdesir. Tanpa sepatah kata pun pada Alina, dia meninggalkan kursi, mengambil kunci mobilnya, dan pergi dari rumah. Adi memacu mobilnya, meluncur ke jalan raya dengan kecepatan penuh. Lampu merah hanyalah hambatan kecil bagi keinginannya yang membara untuk menemui Valerie. Di hotel, langkahnya tergesa-gesa saat dia memasuki area

