Bunga untuk Puspa 2

1019 Words

Bram membuka pintu kamarnya. Puspa masih termangu. Tidak ada yang aneh bukan, memang sudah seharusnya suami istri tidur di kamar yang sama. "Ayo, masuk. Kamu bisa ganti baju dan istirahat. Mas akan ke gudang. Nanti kalau butuh apa-apa bisa panggil Mak Sri." Bram bicara sebiasa mungkin untuk mencairkan kelakuan di antara mereka. "Mas tutup saja ya pintu balkon, biar kamu bisa nyalain AC." "Nggak usah, Mas," cegah Puspa saat Bram melangkah ke pintu kaca. "Oke. Kalau gitu mas ke gudang. Kalau ada apa-apa, telepon saja." Puspa mengangguk. Bram keluar dan menutup pintu. Aroma parfumnya masih tertinggal. Wangi khas yang sudah diakrabinya dalam beberapa bulan ini. Wanita itu termenung di pinggir pembaringan. Akhirnya ia kembali ke kamar ini. Tinggal bersama lelaki yang kemarin membuatnya me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD