Part 20

935 Words
“Kau jangan macam-macam denganku, ya! Aku bisa menelepon asistenku untuk menghabisimu!” Alexa mundur satu langkah, memang suasana di sana terlihat sepi karena jam pelajaran kampus sedang berlangsung hanya kelas Alexa dan Anthony yang sudah lebih awal selesai daripada yang lainnya. Setelah mundur dan mendapatkan ancang-ancang, kedua kaki Alexa melangkah untuk pergi meninggalkan halte tersebut. Namun lagi-lagi Anthony mencegahnya. “Eits, mau kemana kau, Alexa? Mau kabur lagi ya dariku? Oh, tentu saja tidak bisa.” “Pergi kau!”  “Tidak mau. Aku mau disini saja bersamamu. Kau jangan pergi dong temani aku di sini. Berbagi cerita atau semacamnya? Kau kan' calon pacarku.” kata Anthony tidak jelas. “Dasar orang tidak waras!” “Iya, aku tidak waras karenamu, Alexa. Maka dari itu jadilah pacarku agar aku bisa sedikit lebih waras.” Anthony masih terus menghalangi Alexa dan menggodanya. Keadaan halte kampus yang sepi membuat Anthony seenaknya dengan Alexa. Pas dengan apa yang sedang terjadi, tiba-tiba mobil Alexa sampai di depan halte tersebut. Sontak saja Ken yang melihat Anthony tengah menarik-narik lengan Alexa segera melepaskannya dan melindungi Alexa untuk berlindung di belakang pundaknya. “Apa yang kau lakukan padanya?” geram Ken kepada Anthony. “Loh, kau?” Anthony menyeringai melihat Ken yang pernah menghalanginya untuk menggoda Alexa serta melindungi Alexa saat jam mata kuliah malam, “untuk apa kau berada di sini?” “Seharusnya aku yang balik bertanya kepadamu, untuk apa kau mengganggu Alexa terus menerus setiap waktu? Apakah kau tidak bosan mengganggunya terus menerus?” “Tidak mungkin aku merasa bosan dengan Alexa. Aku menyukainya.” “Oh, ya? Aku kan' sudah pernah bilang padamu agar kau tidak mengganggu Alexa lagi. Lalu kenapa kau masih mengganggunya?” “Memangnya aku akan mendengarkan omong kosongmu itu, hah? Tentu saja tidak!”  “Karena kau tidak mendengarkan perkataanku lalu, berarti tandanya kau mau mencari ribut denganku.” “Hah? Aku mencari ribut dengan orang sepertimu? Apa maksudnya?” “Kau menggoda Alexa, berarti kau mencari ribut denganku.” “Kau bisa tidak usah mengganggu aku dan Alexa sekali saja? Tentu saja kau dan aku beda level untuk menjadi seseorang yang berada di samping Alexa. Kau tidak usah seperti pahlawan kesiangan!” lalu Anthony menantang Ken, “ayo bertarung!” tantang Anthony kepada Ken. Anthony melepas jaketnya menyisakan kaos oblong putih yang tersisa di tubuhnya. Ken yang merasa tertantang akhirnya melangkahkan kakinya ke depan membuat ancang-ancang untuk siap bertarung. Di saat mereka sudah ingin berkelahi, Alexa langsung menarik Ken menjauhi Anthony. “Ken, sudah. Orang seperti dia tidak akan pernah selesai urusannya dengan kita. Lebih baik kita tinggalkan dia saja ya. Aku malas meladeninya bahkan untuk melihat wajahnya pun aku malas.” ucap Alexa kepada Ken. “Tapi, Alexa? Dia kan' sudah berlaku tidak baik kepadamu. Aku tidak bisa membiarkan hal itu terjadi lagi. Aku akan menghabisinya.” ucap Ken mengindahkan permintaan Alexa. “Please, Ken. Jangan berkelahi demi aku.” Ken berada di ambang kebingungan, antara menuruti perkataan Alexa atau berkelahi dengan Anthony yang sudah siap untuk bertarung. Di saat rasa bimbangnya itu tiba-tiba dua Security kampus datang dan membubarkan Ken, Alexa, serta Anthony yang berkumpul seperti terlihat sedang berkelahi. Karena itu akhirnya Anthony di usir oleh pihak Security, begitupun dengan Alexa dan Ken yang diminta pergi oleh Security tersebut. “Mohon untuk tidak berkumpul atau sekadar mengobrol di halte ya, karena fungsi halte adalah tempat menunggu kendaraan umum seperti bus atau jemputan bukan menjadi ajang perkelahian ataupun ajang gosip.” kata Security kampus yang baru saja datang tersebut. “Eh? Iya, Pak. Maaf, saya akan pergi kok, Pak.” kata Alexa kepada Security tersebut. “Baiklah kalau begitu. Saya pergi dulu.” Sepeninggal Security tersebut, Ken langsung bertanya perihal keadaan Alexa. “Kau tidak apa-apa, Alexa?” “Aku sudah merasa lebih baik saat kau datang, Ken. Terima kasih.” “Ngomong-ngomong, pria tadi adalah pria yang menggodamu kemarin malam itu ya? Mengapa dia bisa mengganggumu lagi? Apakah kau sudah lama kenal dengannya?” tanya Ken pada Alexa. Lalu Alexa pun menceritakan semuanya tentang Anthony kepada Ken. Mulai dari Anthony yang mengganggunya saat ospek, lalu berlanjut hingga Alexa menjadi mahasiswi di kampus tersebut. “Pria itu adalah seniorku, Ken. Aku dengar nama dia Anthony, dia kerap kali menggangguku dan juga menggodaku. Dia tidak akan bisa berhenti menggodaku, Ken. Meskipun berbagai hukuman sudah ditumpahkan kepadanya agar dia dapat merasakan efek jera tetapi ia tidak pernah kapok.” Ken menatap manik mata Alexa, “Lain kali telepon aku ya. Jangan pernah sungkan, tugasku kan' membantumu. Lagipula aku juga sudah memintamu meneleponku di saat kau membutuhkan bantuan.  “Iya, Ken. Aku terkadang lupa dengan apa yang kau katakan.” “Kau lihat sendiri kan' jadinya? Pria itu selalu mendekatimu kapanpun itu. Kau pasti sangat risih dan terganggu dengan kehadirannya. Maka dari itu telepon aku saat kau membutuhkan bantuan ya, Alexa.” pinta Ken, sementara Alexa mengangguk mengiyakan apa yang Ken katakan. “Baik, Ken. Lain kali aku kan meminta bantuanmu jika aku dalam masalah.” “Oke, kalau begitu ayo kita masuk.” kata Ken menyuruh Alexa masuk ke dalam mobil namun Alexa malah diam tidak mau masuk yang membuat Ken bingung terhadap perubahan sifat Alexa. “Kenapa?” “Tidak apa-apa.” “Kau mau pulang kan?” “Tidak juga.” “Kenapa begitu?” “Aku ingin pergi ke salon. Apakah kau mau mengantarkanku?” “Ke salon?” “Ia, aku ingin cream bath, sudah lama soalnya. Kau mau mengantarkan aku kan' Ken?”  “Baiklah, aku akan mengatarkanmu.” kata Ken mengiyakan Alexa membuat gadis itu tersenyum senang. “Yeay, ayo kita pergi!” “Ayo!” ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD