Sudah hampir satu jam, tangisan pecah di depan ruang operasi. Dua siswa itu dilarikan ke rumah sakit setelah kecelakaan tunggal di badan jalan raya yang menimpa mereka. Fandy, Chandra, dan beberapa sahabat mereka yang lain ada di sana. Luna mencoba menguatkan hati mamanya yang sudah histeris. Pun masih ada Arvin yang juga setia menguatkan Luna. Ya, gadis itu pasti hanya akan menyembunyikan kesedihannya. Orangtua Reyhan turut serta selaku mereka yang bertanggung jawab pada Windy selama gadis itu menginap. Mereka menunggu dengan perasaan cemas, hanya bisa berdoa tanpa mau berpikiran yang buruk tentang apa yang akan terjadi. Suasana terasa menyedihkan. Hal itu membuat jantung berdegup dengan kencang. Dari arah berlawanan, Reyhan berjalan perlahan. Sesekali, dia terhenti dan memegang dinding