Dalam hitungan jam, Seina sudah bisa memahami dan merangkap jadwal untuk Tristan, saat makan siang, dia tadinya ingin makan bersama Aldo, namun ternyata Aldo makan siang bersama rekan bisnisnya, yang jadinya Seina akhirnya makan siang sendirian,
Seina tidak begitu mengenal karyawan lainnya, banyak yang menyapa dirinya selaku sekretaris pemilik perusahaan, tapi dia masih memerlukan adaptasi dengan karyawan lainnya karena masih malu-malu sendiri.
Sedangkan di tempat lain, Aldo sedang makan siang bersama rekan bisninya dan juga sekretaris mereka, namun bedanya sekretaris mereka berbeda meja.
"Tuan Aldo, sekretaris anda sangat cantik dan seksi, anda beruntung sekali mendapatkan hiburan yang seperti itu." kata Soni, teman kerja Aldo.
Aldo nampak mengerutkan dahinya karena tidak mengerti apa yang di katakan oleh Soni.
"Hiburan? Hiburan apa, Tuan Soni?" Tanya Aldo tidak mengerti.
"Kau tidak tau? Astaga apakah kau tipe pimpinan yang bersih dari hiburan." kata Soni terkejut.
"Aku benar-benar tidak mengerti." kata Aldo yang akhirnya membuat Soni tertawa.
"Astaga, maafkan aku Tuan Aldo, aku kira kau sepertiku." kata Soni.
"Aku dan sekretarisku bukan sekedar hubungan pekerjaan, tapi di saat aku lelah dan bosan karena pekerjaanku, yaa kau tau sendirilah apa yang kita lakukan." kata Soni tersenyum.
"Bukankah anda sudah memiliki istri?" Tanya Aldo terkejut karena dia ahirnya tau arah pembicaraan rekan bisnisnya ini.
"Bahkan aku sudah melakukannya saat aku belum memiliki istri, untuk itu aku menyeleksi sekretaris yang bukan hanya pintar saat bekerja, tapi juga harus pintar saat bermain di atas ranjang." kata Soni sambil tertawa.
"Apa kau tidak takut ketahuan istrimu?"
"Tidak, buktinya sampai sekarang aku masih baik-baik saja, yang terpenting, harus bermain bersih. Mana puas aku kalau hanya bermain dengan istriku, aku juga membutuhkan fantasi lain." kata Soni yang malah mengompori.
"Apalagi kau belum menikah, aku rasa kau malah bisa bebas untuk bermain dengan sekretarismu kapan saja. Yang terpenting sekretarismu bisa menjaga rahasia."
"Jika saja sekretarismu itu mau bekerja denganku, aku bahkan sangat ingin memilikinya, lihatlah, bahkan benda kenyalnya sangat menantang, astaga.. sepertinya setelah ini aku harus menyalurkan hasratku kepada sekretarisku gara-gara melihat sekretarismu." kata Soni terkekeh, mamun di tanggapi Aldo dengan senyuman.
Selama ini Aldo selalu setia dengan Seina, tidak pernah ada pemikiran dia untuk berselingkuh dengannya meskipun terkadang otak dan tubuhnya berkata lain.
Tubuhnya sangat menginginkan seorang wanita yang bisa memuasknnya, sedangkan otak dan hatinya ingin sekali setia kepada Seina karena dia sangat mencintainya.
Setelah makan siang berakhir, benar saja, Aldo bisa melihat Soni bahkan dengan seenaknya mer*mas pant*t sekretarisnya, dan terlihat sekretarisnya hanya diam saja dan malah tersenyum dan mengedipkan matanya untuk menggoda bosnya.
Aldo segera menggelengkan kepalanya dan kembali ke kantor.
"Tolong bawakan aku kopi." kata Aldo sebelum masuk ke dalam ruangannya dan di angguki oleh Melisa.
Tok
Tok
"Masuk"
Melisa masuk dengan kopi di tangannya.
"Ini kopi anda, Tuan." kata Melisa sambil meletakkan kopi di atas meja Aldo.
Aldo menoleh dan tidak sengaja melihat belahan benda kenyal milik Melisa yang memang sangat padat di depannya, tubuh Aldo tiba-tiba menegang bahkan dengan cepat miliknya beraksi.
Dia memilih untuk mengalihkan pandangannya.
Sedangkan Melisa tersenyum miring, dia lalu pergi dari sana.
Aldo menghela nafas panjangnya, dia tidak bodoh dan sangat tau, kalau Melisa masih mencoba menggodanya melalui lengkuk tubuhnya.
*****
Hari-hari berlalu, Seina sudah semakin pintar dan membuat Tristan bangga.
Selama dia memiliki sekretaris, entah kenapa Seina yang paling dia suka,
"Kau sangat pintar Seina, aku akan memberimu bonus bulan in.i" kata Tristan saat mereka sudah selesai meting,
"Bonus? Tapi aku belum satu bulan bekerja, Paman." kata Seina terkejut
"Tidak apa, itu pantas kau dapatkan, jika tau kau sangat pintar seperti ini, sudah dari dulu aku menjadikanmu sekretarisku." kata Tristan yang membuat Seina jadi malu sendiri,
Seina masih sama jika berduaan dengan Tristan, di masih merasa sedikit canggung jika dengannya.
"Sebenarnya aku melihat perubahanmu, aku melihat kau sedikit canggung denganku, apa aku melakukan kesalahan?" Tanya Tristan yang membuat Seina terkejut dengan pertanyaannya.
"Eh.. t-tidak Paman." kata Seina gugup.
Tristan tertawa melihat kegugupan Seina, sebenarnya dia sangat tau, kenapa Seina canggung dengannya, karena saat Seina mengintipnya berhubungan dengan Istrinya, Tristan melihat dengan jelas wajah Seina, namun dia tidak mengatakannya karena takut Seina semakin canggung.
"Sebenarnya aku tidak pantas di panggil paman olehmu dan Aldo mengingat umurku dan kalian hanya berbeda beberapa tahun saja, apalagi umur Berline, dia bahkan seumuran dengan Aldo" kata Tristan yang membuat Seina tersenyum.
"Bagaimana lagi, meskipun umur kalian tidak beda jauh, kau dan Aldo memang paman dan keponakan." kata Seina terkekeh dan seketika melupakan kecanggungannya.
"Ya, ibuku waktu itu tidak tau kalau hamil lagi, dan ternyata bertepatan dengan kakak iparku yang hamil juga." kata Tristan.
Seina sedikit menghangat dengan obrolan mereka, dia sudah tidak begitu canggung dengan Tristan, karena mereka mengobrol cukup lama.
*****
Di tempat lain, Berline terlihat baru selesai mandi karena pergaulatan panasnya dengan rekan modelnya.
"Kau benar-benar mengg**rahkan, Berline." ucap Chris memeluk Berline dari belakang.
Berline hanya tersenyum miring mendengarnya.
"Sayang sekali kau sudah memiliki suami, jadinya kau tidak bebas ke mana saja, jika tidak, mungkin kita bisa berlibur untuk menghabiskan waktu bersama." kata Chris.
"Berlibur?" Beo Berline lalu melepas tangan Chris yang membelit di perutnya.
"Ingat, kita hanya sebatas teman kerja dan teman ranjang jika ada job bersama, jika kita sudah tidak ada pekerjaan, aku rasa itu tidak perlu." kata Berline menolak yang membuat Chris terkekeh.
"Tapi kau mau saat produser memintamu untuk menginap, kau bahkan rela sampai bertengkar dengan suamimu agar di perbolehkan, yaa walaupun tetap tidak di izinkan juga." kata Chris terkekeh.
"Kau dan produser itu berbeda, dia menjanjikan sesuatu yang tidak bisa kau lakukan, daan rasanya juga berbeda dengan milikmu." kata Berline yang membuat Chris tersenyum miring.
"Kau tau, inilah yang aku suka darimu, kau sangat bin*l, kau bahkan sudah mencoba milik produser dan beberapa rekan kerjamu untuk mengunjungi goa milikmu yang n**mat ini." kata Chris mengelus pelan milik Berline dari luar yang membuat dia tersenyum miring.
"Bahkan lelaki lain pasti ketagihan karena kau memang sangat pintar dalam memanjakan milik mereka." sambungnya yang kini sudah menciumi leher Berline kembali, dia ingin sekali menyesap kuat tubuh Berline yang bisa membuat para lelaki ketagihan, tapi sayangnya itu pantangan untuk Berline, dia tidak mau kalau suaminya tau kalau dirinya sudah bermain di belakangnya.
"Ya, kalian juga bisa memuaskan n**su ku." kata Berline yang menikmati kecupan Chris.
"Mau bermain lagi?" Tawar Chris, Berline terkekeh mendengar tawaran Chris yang padahal mereka baru saja sudah melakukannya.
"Tidak, aku harus segera pulang." kata Berline.
"Kau sangat aneh, kenapa kau tidak melepskan suamimu saja, agar kau bisa bebas, kau adalah wanita bebas, Berline.. jika kau terbebas dari Tristan, maka tidak akn ada lagi orang yang membatasimu dalam melakukan apapun." kata Chris.
"Nafsuku memang berlebihan, aku tidak pernah merasa puas dengan satu lelaki, aku memiliki fantasi berbeda dan menginginkan sensasi berbeda dari lelaki yang berbeda juga, tapi jika masalah perasaan, aku sangat mencintai Tristan, dan aku tidak akan pernah melepaskannya." kata Berline yang membuat Chris hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan mendengar jawaban Berline.
Chris mengenal Berline sudah bertahun-tahun, karena pekerjaan, namun mereka sering melakukan hubungan intim jika memiliki job yang sama, mereka akan melakukannya saat pekerjaan mereka sudah selesai, Chris mengira awalnya mengenal Berline, Berline bukan wanita seperti biasa dia kenal, tapi ternyata bahkan Berline sendiri yang menawarkan tubuhnya, dia mengakui nafsu Berline memang sangat besar, dia bahkan pernah melakukan bertiga bersama-teman modelnya, dan hebatnya dia benar-benar bisa memuaskannya dan temannya secara bersamaan.