Di kota lain, Rai terus bersembunyi dan itu berhasil. Tidak ada yang mencurigainya sama sekali. Ia menyewa sebuah rumah dengan menjual mobilnya, dan beraktivitas seperti biasa. Ia juga berusaha menghubungi istri dan anaknya. Dan itu juga berhasil. Lewat telepon umum, Rai menelepon istrinya. Ia masih ingat nomornya. "Karina, bagaimana kabar Vanes?" tanyanya. Teleponnya tersambung setelah cukup lama ia menghubungi. Di seberang sana, Karina terdengar menahan tangis. "Ba-baik. Dia menanyakanmu terus. Kapan kamu pulang?" Rai bukannya tak mau, tapi kalau ia ke sana, apakah itu akan membuat semuanya membaik? Justru sebaliknya, pikir Rai. Ia tidak mau menyulitkan istri dan anaknya. "Aku belum bisa pulang." "Kenapa? Apa semuanya memburuk? Aku melihat wajah Besi di pencarian buronan. Tak lama,