Siang itu, Dantheo ada di restoran bersama Christopher. Dua pemuda itu sedang makan siang dan mengobrol serius. “Ada serangan lagi dini hari tadi. Kedua ayah kita sudah mengeceknya. Tipe asasinasi yang sama. Pengedar utama kita ditembak dari belakang.” Ucapan Christopher ditanggapi dengan anggukan singkat oleh Dantheo. “Anak buahku sudah menyebar ke jalan untuk mencari berita. Burung-burung kecil berkata itu ulah gangster Rusia bernama Red Ice, tapi kita jangan sampai terpancing.” “Kenapa tidak minta tolong istrimu? Sepupunya adalah pemimpin organisasi paling hitam dan paling ditakuti di Rusia,” usul Christopher. Ia terkekeh, “Siapa tahu dia bisa membantu mencari tahu tentang Red Ice. Tidak semua data ada di internet untuk aku cari tahu.” Lirikan Dantheo menjadi lebih tajam, “Bisakah k