"Arkan!" Arkan menghentikan langkahnya. Mendengar suara wanita yang paling dicintainya itu membuat pertahanannya gentar. "Arkan..." Panggil wanita itu lagi dengan nada lebih lembut. Arkan berbalik dan menghampiri wanita yang tengah menatapnya dengan tatapan khawatir dan kasih sayang itu dan merengkuhnya dengan segera. "Mi, sekarang Arkan harus ngapain, Mi? Arkan cinta sama dia, Mi." Arkan mengeratkan pelukannya kala kata-kata itu keluar dari bibir tipisnya. Sang Mami mengusap lembut punggung Arkan. "Arkan.. kamu nggak boleh nyerah, kamu harus berjuang seperti seorang lelaki sejati nak.. Mami selalu doain kamu, sayang," ucapan lembut sang Mami akhirnya melunturkan ketakutan Arkan akan kehilangan gadis yang dicintainya. Ya, dia harus berjuang layaknya lelaki. Bukannya ber

