Mata Gerry langsung berbinar, sementara Hans hanya bisa melongo di tempat. Regan tidak pernah sebaik ini. Padahal mobilnya cuma butuh ganti bemper, sambil sedikit dipoles. “Gue yang ketiban repot, lo yang panen!” gerutu Hans, melirik Gerry dengan kesal. Namun, ekspresi Gerry perlahan berubah. Alisnya berkerut, dan matanya menyipit curiga. Ada sesuatu yang terasa janggal. “Tapi bentar… lo, gak kepikiran sama sikap bos?” tanya Gerry tiba-tiba. Hans mendesah berat. “Apaan lagi! Lo ribet ya, lama-lama.” Gerry mengusap tengkuk lehernya, menatap mobil Regan yang perlahan menghilang di kejauhan. Sesuatu mengusik pikirannya. Ini bukan Regan yang dia kenal. “Bos tuh, gak pernah baik kayak gini. Lo inget gak waktu Nona Chacha diganggu partner bisnis Tuan Martin?” Hans terdiam sejenak, mencoba