Serangan pertama, langsung ketar-ketir

1444 Words

Regan duduk di sofa empuk, memegang secangkir kopi panas dengan hati-hati. Uapnya masih mengepul, tetapi dia menyeruput tanpa ragu, matanya sedikit menajam saat rasa pahit itu menyentuh lidahnya. Di hadapannya, Pak Defan dan Rio—asistennya—fokus membaca dokumen yang baru saja diberikan oleh Regan. “Pak Def,” panggil Regan lirih, “keinginan saya gak banyak. Cuma mau… sekali sidang, dan mereka resmi cerai. Tanpa ada harta yang diributin.” Regan meletakkan gelas kopinya tepat saat Defan menutup dokumen di tangannya. “Bisa ‘kan?” tanyanya tenang. Defan menghela napas panjang. Dengan perjanjian pisah harta yang sudah ditandatangani Kenan, tidak sulit baginya untuk mengamankan semua yang menjadi hak Alora. Apalagi, ditambah bukti perselingkuhan Kenan, semuanya hanya tinggal formalitas. Jel

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD