Alora terkesiap di tempat, matanya membulat, refleks hendak berontak. Tapi Regan sudah mengukungnya dengan kuat, membuatnya terjebak dalam dekapan pria itu. Lagi-lagi seperti ini. Lagi-lagi dia kalah telak. Sial, kenapa dia selalu lengah saat berhadapan dengan pria ini? Regan memang terlalu ahli dalam menggoda, tapi Alora tidak mau kalah. Dengan usaha ekstra, dia akhirnya berhasil melepaskan diri—dan kini justru berada di atas tubuh Regan. Alora menyeringai, menatap pria itu dari atas dengan ekspresi menang. “Kamu pinter banget godain orang, hem?” Regan, yang kini berada di bawahnya, pura-pura pasrah. Tangan pria itu dicekal erat, seolah tak berdaya. Padahal, kalau mau, Regan bisa melepaskan diri kapan saja. “Saya cuma pandai godain Nyonya Miller kok,” jawab Regan santai, lengkap deng