Regan menghela napas panjang, berusaha meredam amarah yang mulai merayap dalam dirinya.
Matanya menatap kosong ke layar laptop yang terbuka di depannya. Sementara tangannya bergerak meraih gelas kopi dan menyesapnya sedikit.
Kopinya sudah dingin. Sama seperti suasana hatinya saat ini.
“Lanjutkan!” ucap Regan setelah hening selama beberapa saat.
“Penyebab kecelakaan berawal dari mobil sedan yang hilang kendali. Truk kontainer yang mencoba menghindar malah kehilangan keseimbangan dan menabrak beberapa kendaraan lain, termasuk mobil yang dikendarai orang tua Nona Ara.”
Hans menjelaskan dengan amat hati-hati, takut emosi bosnya tersulut setelah mendengar informasi yang dikumpulkan.
Namun beberapa menit perkataannya terjeda, dia masih belum mendengar Regan bicara, seolah menunggunya, Ha
