Alora masih tidak tahu ke mana mereka akan pergi, hanya tahu bahwa Regan tiba-tiba memintanya berganti baju, tidak memakai rok, dan ikut dengannya malam ini. Tidak ada penjelasan lanjut. Dan anehnya, Alora tidak membantah. Ada sesuatu dalam nada suara Regan yang membuatnya menurut. Seolah naluri berkata, ikut saja. “Mungkin, ketemu pengacara yang bisa handel masalah kecelakaan?” Begitu pikirnya. Nyaris satu jam berkendara dalam diam, mereka akhirnya tiba di sebuah apartemen tua di pinggiran kota. Bangunannya tampak usang, seperti sudah lama tak tersentuh renovasi, namun masih berpenghuni—beberapa jendela menyala, menandakan ada kehidupan di balik dinding yang lusuh itu. Alora mengernyit. Dalam hati ia bertanya-tanya, pengacara macam apa yang tinggal di tempat seperti ini? Dugaan awa