Pernikahan memang bukan tentang hal indah saja, tapi juga ada sisi gelapnya, yang pahit, yang menyakitkan. Karena rumah tangga bukan tempat berlindung satu arah. Tapi tempat berteduh bersama. Regan mengakuinya, tapi dalam hal ini, dia tidak mau berbagi. Bukan karena tidak percaya, melainkan karena terlalu mencintai. Dia kira, dengan bergerak sendiri, Alora akan tetap utuh. Tetap tersenyum. Tetap damai. Tapi, Tuhan membalik situasinya, dan perkataan Alora kembali menohoknya lagi dan lagi. “Gak peduli bakal sesakit apa, itu lebih baik daripada aku gak tau sama sekali!” Suara Alora pecah, rasa kecewanya sudah tidak muat di d**a. “Kamu mungkin bisa memastikan semuanya bakal baik-baik aja... tapi aku? Aku nyaris gila, Regan! Mikirin hal yang bahkan gak bisa aku tebak. Kepala dan hatiku sa