Untuk apa aku rela mengais banyak bara api yang menancap di kakimu dengan mulutku sendiri. Itu semua kulakukan hanya untuk bisa menikmati cinta dan tubuhmu, untuk bekal di hari tuaku nanti. *** Makan malam yang cukup hening. Dan entah tangan mulia siapa yang berhasil menarik Shinta hingga bisa berakhir ikut di dalam kesunyian ini. Hanya dentingan sendok yang terdengar dan Shinta tidak berani membuat suara yang lebih keras lagi dari dentingan sendok yang dimainkan tangannya. Makanan di piringnya masih bisa di bilang utuh, karena Shinta saat ini memang sedang tidak berselera memasukan sesuatu ke dalam perut. Perutnya menolak untuk menampung makanan ketika mendapati tubuh Calista sudah duduk manis di dekat Raka. "Kau harus banyak makan sayur biar tubuhmu tetap sehat." Oh, ingin