Chapter 22

1560 Words

Raka sedang bergelung dengan tumpukkan dokumen kerja seperti biasa, mencoba mempercepat agar bisa cepat pulang. Mungkin Raka akan sedikit mengajak Shinta kencan malam ini, dan seperti biasa Raka akan memuntahkan alasan yang sama untuk meminta izin kepada Ibunya. Terkadang Raka merasa heran, mengapaa Ibunya tidak mengendus kebohongan Raka sama sekali, apa memang Raka sangat berbakat dalam hal mengelabui wanita termasuk Ibu kandungnya sendiri. Raka tertawa geli kalau terus mengingat itu, oke Raka akui Raka berdosa karena melemparkan serpihan kebohongan setiap hari kepada Ibunya. Dan sebagai pria sejati Raka akan menerima hukuman itu dari Ibunya. Mungkin hukuman yang paling manusiawi adalah menyuruh Raka menghamili Shinta secepatnya. Shit! Raka tertawa lagi dengan pemikiran abs

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD