Ridwan membawa Darrel ke tempat dokter pribadi langganannya yang kebetulan juga membuka praktek di rumah. Meski awalnya terus menolak dan bahkan sempat hendak kabur melarikan diri, tapi akhirnya Darrel patuh dan menurut juga. Saat ini Darrel sedang melakukan pemeriksaan di ruangan pasien. Lelaki itu masih memasang wajah kesal, karena Ridwan kekeuh memaksanya untuk berobat. Setelah melakukan beberapa pemeriksaan, dokter yang memeriksa Darrel pun tersenyum, lalu berkata pelan. “Kamu lagi banyak pikiran, ya?” Deg. Darrel langsung tertegun. “Sederhananya, kamu hanya mengalami demam biasa. Tapi tensi kamu cukup rendah … kondisi tubuh kamu juga tampak kelelahan. Apa kamu juga susah tidur belakangan ini?” Darrel mengangguk. “I-iya, Dok.” “Kamu juga tidak makan dengan teratur, iya, kan?”