Bramuda menatap Nathasya yang tergolek lemah di kasur rumah sakit. Keadaan Nathasya tampak tidak baik dengan gips di kaki kiri serta perban di kepala. Bahkan beberapa lebam dan lecet ada di lengan dan wajahnya. Nathasya terlihat babak belur. Bramuda menggenggam tangan Nathasya dengan hati-hati, berharap agar Nathasya lekas bangun. Dokter tadi sempat mengatakan ada kemungkinan bahwa Nathasya akan mengalami koma karena cedera di kepalanya yang cukup parah akibat benturan keras ketika terjadinya kecelakaan. Mendengar berita itu tentu saja membuat Bramuda sangat sedih. Yang Bramuda bisa lakukan hanya menunggu Nathasya sadarkan diri. “Nath, kamu nggak mau bangun?” tanya Bramuda berbisik sambil menggenggam tangan Nathasya. “Saya nggak suka lihat kamu kayak gini, Nath. Saya mohon,