Setelah beberapa waktu Eros menunjukkan bukti, pun Cornelia yang tidak mengelak, meluapkan perasaan marah Fayra yang segera perlu ditenangkan, ruangan di rumah Papa Alyan masih menyisakan ketegangan. “Ssssthhh, kencang juga Fayra menjambakku! Benar-benar perih kepalaku!” Ringis Eros, memegangi kepalanya kemudian merasakan beberapa rambut yang rontok. Dia menatap ngeri pada telapak tangannya, beberapa helai di sana. Cornelia yang sejak tadi terdiam karena memang ia pun masih berdebar-debar dengan rasa syok dan takut, seketika membulatkan mata melihat beberapa helai rambut Eros. Membayangkan jika tadi Eros tidak segera menghalangi, kulit kepalanya pasti akan terasa panas dan sakit karena Fayra akan lebih mengencangkan tangannya dengan mudah di rambutnya yang panjang. Refleks Cornelia mem